view dari Hangzhou ke Chengdu |
Draft postingan di tulis pada tanggal 28 Juni 2012, di dalam kereta (yang
katanya) kereta cepat.
***
What you can do for 33 hours in the
train?
Pertama-tama, mari membuat survey,
sudah pada pernah naik kereta?
Sudaaah
Oke, cukup.
Team leader project kami membuat
jadwal bahwa kami harus mengunjungi Chengdu terlebih dahulu selama kurang lebih
1 minggu. Dan untuk ke chengdu dari hangzhou, bisa menggunakan 2 opsi
transportasi. Pertama pesawat seharga 1500 Yuan dan itu jelas nggak mungkin
banget, kedua naik kereta dengan harga 500 Yuan. Murah kan? Asik kan?
Perjalanan dari hangzhou ke chengdu
kira-kira sama dengan dari banyuwangi ke....palembang. dan itu ditempuh dengan
menggunakan kereta selama.....33 jam.
Disini kalian boleh bilang, WOW.
Karena itu juga kata pertama yang
keluar dari mulutku ketika si buddy bilang perihal 33 jam di kereta. Tapi
yaudah lah, itu pilihan terbaik daripada bangkrut.
Aku dan buddyku datang 1 jam lebih
awal daripada EP dan panitia lokal. Begitu kita udah ketemu, aku mendapati
ekspresi puluhan EP yang udah datang jauh-jauh hari lebih dulu daripada aku
dengan tatapan lo-ini-siapa. Aku melihat 3 wajah orang Indonesia yang bisa aku
perkirakan namanya siapa (karena TL memberiku data tentang daftar EP). Begitu
mereka keluar, aku samperin dan bertanya, Indonesia? Mereka mengangguk dan bertanya
balik namaku. Pertanyaan kedua yang keluar dari Annisa adalah: aku kira kamu
orang malaysia. Makanya tadi aku jengkel lihat kamu bawa tas laptop batik.
Hah?!
Setelah sehari-semalam menjadi
alien di kota yang hanya 0,00001% yang bisa berbahasa inggris dan dengan
kemampuan berbahasa mandarin ku yang jauh di bawah rata-rata, bertemu dan bisa
berbicara dengan bahasa indonesia adalah sesuatu yang lebih berharga daripada
blackberry dakota. Apalagi, hadrian ternyata SMA nya di sinlui sby, medoknya
keliatan banget walopun dia lagi sekolah di melbourne. Annisa sendiri, kuliah
di jember, dan shinta, orang jakarta tapi cukup paham bahasa jawa. Uwooh
alhamdulillah tingkat berat.
Orang pertama yang aku ajak kenalan
adalah yin-yan, dia dari shanghai. Dari cara berbicaranya, dia merupakan orang
china modern yang cukup cerdas, sopan, dan sangat ramah. aku sangat welcome
dengan senyuman hangatnya dan mengatakan “it’s gonna be a tiring trip” ditengah
tatapan lo-ini-siapa. Aku juga happy ngga ketulungan ketika ngelihat ada cewek
oman bernama suhaila
yang juga berjilbab.
Dari titik pertemuan, dimana semua
orang udah makan dan membawa bekal masing-masing untuk dihabiskan di 33 jam
perjalanan, kami semua keluar nenenteng koper masing-masing. Aku mendapati 2
orang india dengan masing-masing menggeret 2 koper super besar. Jelas mereka
kerepotan abis. Ternyata nama mereka jennifer dan gabriel, walau India tulen, mereka kristian.
“seems like it’s too heavy and
makes u on difficulties”
“ya u right. I dont ever think that
we have to bring our biggest luggage and i didnt know that we have to moving on to some
places like this”
Sumpah ribet abis.
Begitu dapet tiket, aku mendapati
tiketku berada di gerbong 11, kasur nomer 16 bagian paling atas. Yap, it’s KASUR not KURSI. Bisa pretel satu-satu kalo 33 jam
masih aja duduk.
nih, namanya hard sleeper. ntar aku bikin postingan khusus tentang sistem kereta api di china deh! hehe |
Pas udah dapet kasur masing-masing,
aku menikmati berkenalan dengan EP yang lain, attila, laura, christ dengan
boneka hopi nya
–sungguh, dia adalah potret mr.bean dalam kehidupan nyata dengan kelakuan dan
boneka yang hampir persis, dan
bercanda dengan mereka. Ternyata mereka juga ramah dan baik, diluar tatapan
lo-ini-siapa. Aku yakin candaan dan ketawa kita yang terbahak-bahak mengganggu
orang-orang cina di sekitar yang jelas ngga bisa bahasa inggris. Peduli amat
hehe.
Christ sendiri, sibuk belajar. Such
a good boy. Dia bilang,”hello it’s 33 hours and what else can I do? It’s better
that I teach my self.”
Tapi ngga yakin juga belajarnya nyampe ke otak apa engga, orang dia sendiri
jadi bahan becandaan dan ikut ketawa-ketawa.
But yeah, he’s right, it’s 33 hours
on the train.
Dengan kasur ukuran 90x150 cm,
bantal empuk, AC, dan selimut hangat, kayaknya bisa membuat kita tidur seharian
di kereta. Itu yang aku lakukan malam itu,
iyalah capek banget dan nggak ada opsi lain yang lebih baik selain tidur. Tapi, jelas ngorok terus
bukan solusi. Berikut ini yang bisa dilakukan di kereta selama 33 jam:
-
Main kartu. Tetangga di kasur 2 blok sebelah
sibuk bermain kartu yang aku juga ngga ngerti apakah permainannya sama dengan
kartu di indonesia, tapi mereka juga cukup ramai dan bercancingcongmaa dengan
keras.
-
Main the killers, 2 police, and normal person.
Aku pernah mainan ini dengan temen-temen fkph brawijaya di tahun pertamaku di
kampus. Dan mainannya cukup seru karna kami gabung dengan pemuda di 2 blok
sebelah yang ternyata bisa berbahasa inggris. 2-3 kali permainan cukup seru
kok.
-
Ke restorasi. Untuk makan lah. Ini yang aku
lakukan sama annisa. Aku sudah bawa abon dan dendengnya chyntia dan berniat
dengan hanya memesan nasi putih (untuk meminimalisir lauk yang menggunakan
minyak babi atau berbahan babi) dengan asumsi besar mereka paham apa bahasa
inggrisnya nasi. Dengan pede aku ama anisa jalan ke restorasi dan sesampainya
disana, orang-orang menatap kami dengan tatapan orang-orang-ini-siapa.
Aku
bertanya, can u speak english? Dan ngga ada satu orangpun yang mengangguk.
Matek. Trus aku bilang rice. Mereka
malah menajwab dengan bahasa mandarin yang jelas aku nggak ngerti maksudnya.
Trus dengan santainya aku nunjuk nasi yang dimakan mbak-mbak sebelah. Waktu itu
si mbak makan nasi pake scrambled egg.
Aku nunjuk nasi dan aku mengisyaratkan tanganku jadi X dengan menunjuk
scrambled egg dengan maksud yes untuk nasi, no untuk scrambled egg. Mereka
mengangguk paham. Itu semua menghabiskan duit 16 Yuan. Kata annisa, mahal
banget sih nasi doang aja 16 yuan. Dan pas makanannya udah sampe, ngok,
ternyata pake telor. Cape deeh berarti orangnya ngga paham -___-
Tidak ada komentar