Jadi Penyusup di Jogja

Saya pengen liburan, tapi kayaknya harus puasa dulu, setidak-tidaknya sampe dapet kampus untuk melanjutkan S2.

Tapi kok...........

Akhirnya saya memutuskan untuk jalan saja, dan mengganti kata liburan dengan silaturahim. Hehe asik ya, segala sesuatu berawal dari niat. Seperti pada postingan-postingan sebelumnya, saya lagi diinapi oleh kegalauan yang saya sendiri masih berusaha nge-figure out kenapa gimana kapan mengapa ya pokoknya 5W 1H lah ya. Berhubung makin nggak tenang dan belum bisa pulang, mending main ke provinsi sebelah, Yogyakarta (Jogja).

Rencananya sih mau mampir akhir maret, sekalian nyari info untuk s2 dan silaturahim sama teman-teman di Jogja. Kebetulan, adik-adik tingkat di FKPH sejumlah 10 orang lolos di kompetisi LKTI Piala Moh. Natsir UII dan akan presentasi pada tanggal 20 Maret. Saya ngerayu Achmad, si Dirut FKPH yang baru, yang juga jadi delegasi, untuk turut ikut jadi official. Well sebenernya official nggak ditanggung oleh panitia, atau bahasa kasarnya bawa nggak bawa urusan anda. Saya merajuk dan menjanjikan untuk mendampingi mereka hingga presentasi selesai. Pokoknya saya mau ikut ke Jogja, tutik!

Saya nitip Achmad untuk beli tiket Malioboro Ekspres ekonomi seharga 110ribu, KA yang melayani perjalanan Malang-Jogja. Kami berdua rencana berangkat Rabu (19 Maret) pagi, sampe jogja sore. Sementara temen-temen lain, berangkat naik travel sehari sebelumnya. Achmad sendiri masih rempong benerin PPT dan ngurus internal organisasi.

Bahkan saat di dalam kereta, Achmad masih ngutek-utek presentasinya dan sesekali berdiskusi dengan saya mengenai peluang dan celah gagasannya itu. Selebihnya, saya membuat diri saya senyaman mungkin dengan buku dan camilan. nyam! Anyway, saya langsung mengkhatamkan buku ini:

haram..?

Sebuah buku yang menyebalkan sekaligus memotivasi lagi untuk mewujudkan mimpi yang similiar. Bagaimanapun juga kaki dengan ukuran sepatu 40 ini masih pengen menjejak di berbagai benua; mungkin tidak akan setangguh para umat Islam terdahulu, mungkin tidak untuk berdagang apalagi berperang. Namun pasti akan ada jutaan kisah dan hikmah yang sangat wajib untuk dibagi.

Malioboro Ekspres pagi itu betul betul jauh dari kata Ekspres. Jalannya lambat banget, kayak naik motor cuman kecepatan 20 km/jam, sudah 2 jam lebih dan kami baru sampai di Blitar. Tapi yang menyenangkan adalah penumpang tidak terlalu ramai. Achmad bisa menempati kursi di hadapanku yang nggak berpenumpang untuk umek dengan laptopnya, aku pun bisa membaca sambil sesekali melihat hamparan langit biru yang sempurna dengan semburat putih cerah. Tidak ada cumulonimbus, baguslah.

Duduk di pinggir jendela kendaraan saya rasa adalah posisi favorit setiap orang. Betul, nggak? Setidak-tidaknya bagi saya dan bapak-bapak tua di bangku deret sebelah yang sedari tadi hanya termangu menatap jendela sambil membetulkan posisi kacamatanya. Saya tidak tahu apa yang dipikirkan beliau , begitu pula sebaliknya. Beruntungnya Allah tidak menganugerahi setiap manusia untuk dapat melihat apa yang dipikirkannya.

Saya meletakkan buku yang baru seperempat halaman saya baca, dan kembali menatap langit yang berpadu dengan hamparan padi yang masih hijau segar. Pikiran saya beradu, lalu lintas kembali ramai, dan tiba-tiba saja muncul satu pertanyaan absurd, buah dari percakapan aneh dengan seseorang yang beberapa hari ini mendera dan mengucurkan puluhan kalimat tanya yang belum bisa serta merta terjawab.

di dunia yang begitu luas ini, bagaimana mungkin kita bisa bertemu..?

***

Achmad mulai pusing dengan PPT nya yang belom kelar dan beberapa kekurangan dari karya tulisnya. Kami sesekali terlibat dalam diskusi serius, dan Achmad kembali mencatat diskusi kami sebagai bahan PPTnya.

Entah bagaimana, obrolan yang agak menye-menye pun terjadi. Kami terlibat dalam percakapan tersipu-sipu yang pada akhirnya satu sama lain saling mengultimatum mantra sakti, "jangan bilang siapa-siapa lo ya!" Kami berdua secara resmi memegang kartu AS satu sama lain. Kartu ASnya Achmad sih jelas, sedangkan punya saya sengaja nggak saya perjelas. It's matter of time.

***

Kami tiba di Stasiun Tugu di sore hari, bersamaan dengan beberapa delegasi dari UNS yang juga datang menyusul. Kami diantar menuju kampus UII di kaliurang, kemudian bersama dengan bis, kami melewati jalan yang terus naik menuju Merapi. Sekilas kaki gunung merapi terlihat begitu besar, mungkin karena kami sangat dekat dengan gunung yang meletus beberapa tahun lalu. Penginapan yang disediakan panitia berada di Kaliurang KM 27, yakni di hotel Taman Eden. Saya terpaksa ndusel bersama delegasi cewek dari UB dan sekamar juga dengan delegasi UGM. Semuanya berjalan normal hingga waktunya makan.....

Sebagai penyusup, saya tentu seharusnya nggak dapat jatah makan. Achmad ternyata menyisihkan satu nasi kotak buatku. Mayaann.. hehehe *melas banget* saat giliran makan malam pun, saya beralasan udah kenyang. Tahu diri, maan!

Begitu pula saat presentasi, sebagai satu-satunya official, saya seolah menjadi orang asing. Tidak dikenal oleh panitia, apalagi teman-teman peserta, juga tidak memakai ID Card. Pokoknya kemanapun delegasi FHUB pergi, disitu ada saya, ngintiiilll aja. Syukurlah ternyata saya diperbolehkan masuk ke ruang presentasi, sehingga saya bisa merekam dan menguatkan temen-temen yang lagi deg-deg.an banget. 

Ditengah acara , ada seorang yang saya kenal masuk ke dalam ruangan. Ia memakai celana kain warna hitam dan kemeja yang rapi. Ia tampak lebih gendut dibanding tahun 2012 lalu saat kami sama-sama berkompetisi di Unhas, namanya Descha. Descha memang berjanji di pagi sebelumnya untuk menghampiri saya bersama kawan-kawan yang lain. Saya pun menyapanya, ia juga langsung mengenali saya. Tampaknya silaturahim yang terus berlanjut dengan Descha dan Anggun, salah satu temannya, membuat kami yang walaupun tidak berteman jarak dekat, tapi tetap hangat saat berjumpa. 

Descha menghampiri kami di sela-sela waktu kerjanya, ba'da dhuhur, ia harus balik ke kantor. Saya sempatkan ngobrol dan berdiskusi mengenai jalannya presentasi. Menjelang dhuhur, Descha nanya,
"Nabilla dapet makan, kan..?"
"Dapet!" ujarku kilat, namun setelah pikir panjang, "eh nggak tau kalo entar. tapi it's oke, itu gampang Des."
"wah kalo enggak, nanti cari makan aja Bil,,"
saya teringat Descha ini lagi puasa. Saya kembali meyakinkan dia kalo santai ajaa, toh tadi sudah sarapan di hotel.

Ternyata Descha bergegas menemui Muchlas, moderator pada hari itu yang juga mantan ketua FKPH FH UII. Entah lobi-lobi apa yang dilakukan, tapi saya dengar ada kaitannya mengenai makanan. Duh, saya maleh super duper nggak enak. Begini ya ternyata rasanya jadi penyusup, dihantui rasa bersalah. Saya meyakinkan keduanya kembali, kalo persoalan makan siang bukan masalah besar. Kami akhirnya mengiyakan dan memutuskan untuk dhuhuran terlebih dahulu.

Setelah dhuhuran, bercakap-cakap dengan delegasi Unhas, UNS, dll, tiba-tiba Achmad menyodorkan nasi kotaknya. "Ambil ini Bil, kamu dapet bagian kok tenang aja." Mana si trio kecil 2013 juga mendesak, ayo mbak billa makaann.. lama-lama saya berasa seperti bayi yang napsu makannya ilang dan harus disemangatin banyak orang. Malu euyyyy... Ba'da dhuhur dan memasuki sesi presentasi kedua pun, saya masih kebagian snack. Entah karena saya bete dan lapar, atau capek, atau ada hormon tertentu dalam tubuh yang bereaksi, saya dengan cepat menghabiskan snack sambil ngelanjutin baca buku. Snacknya Achmad dan timnya aja saya rampok. Jangan dicontoh, ya? hehehe

Seusai presentasi selesai, tugas saya sebagai penyusup telah selesai. Sayang saya tidak bisa mendampingi tim essay lantaran beda gedung dan jaraknya terpaut cukup jauh. Saya pamit ke teman-teman untuk nggak balik hotel lagi dan mencari "penampungan" lain. Sore itu, saya dijemput Anggun dan saya bakal nginep di kostnya selama sisa semalam, teman dari UII yang sudah saya kenal sejak 2012 lalu melalui kompetisi di Unhas, dan kemudian kami menghabiskan malam bersama Descha dan Mas Sandhi. Penyusup ini pun akhirnya pindah tempat penampungan.

Well, overall, terima kasih banyak untuk panitia yang mau menampung penyusup ini selama semalam! Semoga kebaikan kalian dibalas lebih baik oleh Yang Maha Membalas ^^


Tidak ada komentar