#WaktunyaKapalApi sebab #KapalApi #JelasLebihEnak |
Keluargaku
bukan penikmat kopi. Ayah bahkan kaget, cenderung hampir berteriak saat tahu
aku ngopi sambil mengerjakan tugas
kuliah, beberapa tahun lalu. Apa salahnya? Tanyaku. Ayah tidak memberi alasan.
Belakangan aku sadar bahwa di keluargaku memang tidak ada kebiasaan ngopi bareng maupun ngeteh bareng. Satu-satunya kegiatan yang bareng-bareng dan disukai
ayahku adalah makan besar bareng.
Begitu
aku berkeluarga, tahun depan akan memasuki tahun ketiga, keadaan berubah. Kalau
dulu aku selalu membeli kopi untuk diberikan kepada para satpam yang kebagian
jaga malam, kali ini aku menyetok kopi
untuk suamiku tercinta. Karenanya, aku punya alasan kuat mengapa kopi Kapal Api #JelasLebihEnak versi aku, seorang ibu sekaligus istri yang baik buat keluarga kecilku hehehe.
Selain itu aku punya alasan lain.
Sst... Akan aku ceritakan juga dibawah ini tentang 13 Fakta Unik dibalik kesuksesan kopi Kapal Api. Yakin, kamu pun akan jatuh hati.
Mamas
sebetulnya tidak memiliki rutinitas minum kopi di pagi atau sore hari. Tapi aku
tetap sedia kopi, terutama kopi Kapal Api yang ia minta. Sebab, aku tau, meski
ia tidak meminumnya secara rutin, bisa ku pastikan akan ada waktu dimana ia
akan minum kopi setiap hari. Atau paling tidak seminggu sekali. Mungkin dua
minggu sekali. Bisa jadi nanti minumnya satu bulan sekali.
Semua
itu tergantung dari jadwal ia belajar untuk materi kuliah dan menyelesaikan pekerjaannya di rumah.
Sekali
lagi, bisa ku pastikan dalam kurun waktu itu, Mamas akan memintaku. Kadang-kadang
sambil mencium keningku, tidak jarang pula sambil sedikit berteriak sebab ia
berada di ruang tamu sedangkan aku di kamar.
“Be,
kopi be, Kapal Api yang biasanya ya,” biasanya kalimat ini akan berlanjut.
“Pakai
gula jangan lupa, sedikit saja,” pintanya.
Sruput! |
a glass of coffee for lyfe! |
Biasanya
setelah beberapa saat, Mamas akan memintaku menemaninya ngopi. Be, #WaktunyaKapalApi nih, begitu kira-kira kode darinya. Akupun tidak
pernah keberatan. Disaat suami lelah dan rehat dari aktivitasnya, kami
menyempatkan sejenak untuk ngobrol ringan di ruang tamu. Favoritku adalah KapalApi Kopi Susu. Sejujurnya aku bersyukur, sebab dengan begini kami jadi punya sesekali
waktu bersama untuk ngopi bareng di ruang tamu. Kadang hanya dengan diiringi
alunan air hujan yang deras, kadang dengan suara tawa dan jeritan anak semata
wayang kami.
Bagiku,
quality time yang sederhana ini
sangat membahagiakan. Murah meriah, bikin rileks, dan me-recharge energi. Sesekali aku renungkan sambil bersyukur dalam hati.
Detik berikutnya aku sadar bahwa Kapal Api ini lah perantara quality time ku dengan suami.
Aku
sempat bertanya-tanya, mengapa Mamas lebih memilih kopi Kapal Api daripada kopi
yang lainnya? Jika aku bertanya padanya, dia hanya mejawab, Kapal Api
#JelasLebihEnak, Be! Atau kadang ia pun menjawab, coba sendiri dan bandingkan.
Pertanyaan dan rasa penasaranku pun terhenti setelah aku mencoba salah satu
varian dari Kapal Api ini. Aku bukan penikmat kopi hitam tanpa gula, aku perlu
rasa yang lebih soft, tapi tetap authentic.
Nah, Kapal Api Kopi Susu ini lah jawabannya.
Melihat
bungkus kopi kapal api ini, pikiranku melayang ke beberapa tahun lalu, saat aku
masih kecil. Aku ingat betul almarhum mbah Sam juga suka minum kopi. Berbeda
dengan kami, anak muda generasi jaman now yang suka kopi dengan gula maupun
dengan susu, Mbah Sam suka kopi hitam yang diseduh dengan air panas. Cukup itu.
Seingatku, aku selalu melihat bungkus Kapal Api lengkap dengan warna merah dan
hitam yang sangat khas. Jika sebelumnya aku berpikiran bahwa Kapal Api ini kopi
untuk orang tua, aku tau aku salah. Salah besar. Buktinya, kini aku menikmati kelezatan
kopi lintas generasi ini.
Jemariku
tergerak untuk mencari tau lebih lanjut tentang si Kapal Api, tentang perantara
quality time ku dengan suami di pagi hari
ini.
Melalui
sebuah situs berita online sebuah surat kabar yang populer di Surabaya, aku
jadi tahu kalau Kapal Api ini sudah diproduksi sejak tahun 1927, diproduksi PT
Santos Jaya Abadi di Kecamatan taman Sidoarjo. Aku terbelalak, rupanya kopi
nikmat ini diproduksi di dekat rumah. Sebagai seorang yang sedang belajar
berbisnis, aku tertarik lebih lanjut untuk mencari tahu rahasia dibalik
kesuksesan kopi Kapal Api yang legendaris ini.
Semakin
aku berselancar, semakin aku paham mengapa kopi Kapal Api ini sangat dekat
dengan masyarakat. Setiap aku berada di terminal, stasiun, atau sekedar
berhenti mampir angkringan di Jogja atau warkop di Jawa Timur untuk membeli
gorengan, selalu aku lihat kopi Kapal Api disana. Ketika aku datang ke seminar
baik di kampus maupun di hotel berbintang, aku juga melihat bungkus kopi Kapal
Api disana.
Rupanya,
Kapal Api sudah sangat berkembang hingga menguasai sekitar 50 % pasar di
Indonesia. Kapal Api juga sudah ekspor
ke berbagai negara mulai dari negara tetangga seperti Malaysia hingga Hongkong,
Taiwan, Jepang, dan Arab Saudi.
Nah,
lebih lanjut, aku menemukan sedikitnya 13 Fakta Unik tentang Kopi Kapal Api
yang #JelasLebihEnak ini:
1. Diproduksi
sejak tahun 1927
2. Didirikan
oleh Go Soe Loet. Beliau memulai bisnisnya di Jalan Panggung, daerah Kenjeran
Surabaya.
3. Ide
logo Kapal Api yang memiliki branding kuat ini rupanya muncul dari seringnya ia
menjual kopi di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Hm.. inspirasi bisa datang
dari mana saja ya!
4. Awalnya,
dipasarkan dengan cara bersepeda, dari satu toko ke toko yang lain.
5. Kapal
Api merupakan pabrik kopi pertama di Indonesia yang menggunakan drum roaster buatan Eropa. Bisa dibayangkan
ya omzetnya pada saat itu.
6. Kapal
Api juga merupakan perusahaan kopi pertama yang beriklan di televisi, pada saat
itu TVRI. Nggak heran ya Kapal Api bisa begitu melekat di hati rakyat
Indonesia.
7. Mengusung
nilai customer focus, work excellence,
integrity, team work, dan continous
learning. Prinsipnya bagus banget nih, bisa jadi inspirasi dan contoh untuk
para pebisnis muda di Indonesia.
8. Berhasil
menjadi salah satu coffee roaster
terbesar di Asia. I mean, WOW!
9. Kapal
Api sudah melakukan ekspor ke lebih dari 20 Negara! Once again, WOW!
10. Memiliki
karyawan pabrik yang mencapai 10 ribu orang. Alhamdulillah, bener-bener solusi
banget ya, bisa menciptakan lapangan kerja sebanyak itu.
11. Kapal
Api mengaku lebih suka berinvestasi pada kualitas produk. Pantas saja pelanggan
Kapal Api pada loyal!
12. Memiliki
lahan di beberapa daerah, salah satunya di Tanah Toraja Sulawesi Selatan seluas
1000 hektare.
13. Nah yang terakhir ini jelas:
disukai berbagai kalangan. Dari yang muda sampai yang tua, dari yang suka ngopi
di pinggir jalan sampai di mall ibukota.
Jujur
saja aku nggak nyangka lho, kalau Kapal Api memiliki cerita sukses yang unik.
Sebagai seorang Indonesia, aku bangga banget mengerti hal ini. Plus, jadi
semangat baru buat aku dalam belajar bisnis. Dengan mengerti cerita bisnis
Kapal Api, aku jadi paham kenapa Kapal Api memiliki branding yang kuat sehingga
kalau kita sebutkan kopi, otomatis akan teringat dengan Kapal Api. Belum lagi tagline nya yang sangat populis:
#JelasLebihEnak.
Akupun
tidak ragu untuk menyelipkan permen Kapal Api white coffee untuk suamiku saat ia akan berangkat kerja. Biar dia
bisa punya #WaktunyaKapalApi kapanpun dia mau dan yang paling penting, Mamas
bisa ingat terus sama aku di rumah yang siap menyeduhkan kopi kapanpun ia
minta.
Sekarang
tau kan, kenapa Kapal Api #JelasLebihEnak menurut versiku?
Selain
bikin suami makin cinta, kami berdua pun punya quality time penuh kesegaran dan kehangatan, ada kisah dibalik
Kapal Api yang sangat menginspirasi. Buatku, Kapal Api lebih dari sekedar enak. Kapal Api itu ngangenin.
#KapalApi
#JelasLebihEnak
#KapalApiPunyaCerita
#WaktunyaKapalApi
---
Catatan:
Tulisan ini diikutkan dalam lomba "Ceritakan mengapa kopi Kapal Api jelas lebih enak menurut versi kamu"
Sumber infografis:
https://swa.co.id/swa/trends/investasi-kapal-api-pada-kualitas-produknya
http://surabaya.tribunnews.com/2012/05/26/kapal-api-susah-penetrasi-pasar-eropa
https://www.jawapos.com/read/2016/07/21/40470/pertahankan-kapal-api-sejak-89-tahun-silam
so sweetttt....
BalasHapusaww jadi malu aku, Koh :)) salam kenal Koh Huang :D
Hapus