“Nabilla, tau nggak, orang pakai jam tangan itu tandanya dia menghargai waktu, lho.”
Itulah sebuah pesan dari Kak Mike yang sangat melekat di memoriku, lantas
dia memintaku untuk membiasakan diri memakai jam tangan saat ke sekolah dan
aktivitas lainnya di luar rumah. Saat itu aku masih kelas 4 SD dan Kak Mike,
seorang guru les privat Bahasa Inggris, sangat membantuku dalam membangun self
confidence dan memberikan aku wawasan yang baru. Meskipun saat mengajar
beliau masih berstatus mahasiswa, pengetahuan dan semangat mengajarnya sangat
tinggi.
Setelah mendengar nasihat Kak Mike, aku meminta jam tangan kepada Ibu.
Meskipun Ibuku bukan orang yang terbiasa menggunakan jam tangan, Ibu langsung
mengiyakan request-ku. Sejak saat itu, jam tangan perdanaku yang
berwarna biru dengan gambar Donald Duck, tidak pernah lepas dari
pergelangan tangan kiriku.
Benar kata Kak Mike, perlahan tetapi pasti, aku menjadi seorang yang lebih
disiplin dan on time. Selain Kak Mike, ayahku juga tidak jarang
memberikan aku nasihat yang sama. Ayah, yang terbiasa bekerja di Jakarta dengan
segala tuntutan ala Ibu Kota, selalu ngedumel kalau ia bertemu orang
yang tidak on time. Pernah beberapa kali aku menjadi sasaran amarahnya.
Wah, memang rasanya perlu ditegur agak keras dulu agar aku bisa lebih disiplin
dan menghargai waktu.
5 Manfaat Menggunakan Jam Tangan (dokumen pribadi, konten: lifestyle bisnis.com) |
Rasanya aku harus berterima kasih kepada Kak Mike dan Ayah yang memberiku
nasihat berharga. Sekarang aku tidak bisa keluar rumah tanpa jam tangan,
meskipun hanya sekedar ke ATM untuk ambil duit. Terkadang, aku tidur pun
mengenakan jam tangan, terutama saat aku memiliki agenda untuk bangun di jam
tertentu.
Lain halnya dengan suamiku. Dia tumbuh besar di lingkungan perdesaan yang
kalau mengutip istilah Ibuku, kondisi desa suamiku itu termasuk kategori “ndeso
markeso” atau dengan kata lain ndeso bangeeet.😆 Kedua mertuaku, juga
lingkungan pertemanan suamiku, nyaris tidak ada yang menggunakan jam tangan,
kecuali guru. Itupun, kata suamiku, para guru memakai jam tangan agar terlihat
“gaya” saat rapat atau menghadiri berbagai acara di pendopo kabupaten. Jadi
suamiku tidak memiliki kata kerja “memakai jam tangan” dalam hidupnya.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan aku...
Kebiasaan kami yang berseberangan ini beberapa kali menjadi perdebatan
kecil. Pernah aku membelikan jam tangan (yang murah aja sih, soalnya untuk
coba-coba aja hihi) agar dipakai ke kampus dan ngajar, eeeh malah hilang lah,
ketinggalan lah, pokoknya adaaa aja alasannya. Kemudian dia mengaku, “buatku
pakai jam tangan itu nggak terlalu penting, Be. Kalau aku mau lihat jam, aku
bisa lihat di smartphone, kok.”
Hzz… KZL sendiri ya dengernya!😤 Padahal kan manfaat menggunakan jam tangan
bukan hanya sekedar sebagai penunjuk waktu. Aku termasuk yang percaya kalau
kebiasaan-kebiasaan kecil kita itu bisa membentuk karakter. Inget kan sama
salah satu quote terkenalnya Lao Tzu yang satu ini:
Quotes powerful dari Lao Tzu (dokumen pribadi) |
Tapi, ada sebuah pengalaman buruk yang pada akhirnya membuat suamiku
mau memakai jam tangan. Ceritanya disini nih, keep scrolling down yaa..
Nyaris Ketinggalan Pesawat Jelang Honeymoon
Salah satu pengalaman berharga kami berdua terjadi di pertengahan tahun
2015, saat itu kami sama-sama mau mengikuti sebuah lomba yang diadakan oleh PPI
Kuala Lumpur. Rencanya, setelah selesai lomba kami mau nyebrang ke Singapura
dan liburan beberapa hari untuk honeymoon. Maklum, saat itu kami baru
beberapa bulan menikah dan H+1 resepsi langsung balik ke Jogja untuk kuliah.
Hehehe. Jadi begitu ada kesempatan buat traveling, cus aja berangkaaat…! 😎😍
Namun, rencana kami hampir saja gatot alias gagal total!
Seingatku, tiket kami seharusnya pukul 4 sore, aku lupa detailnya. Percaya
atau tidak, sekitar jam 15.45 kami baru sampai di parkiran motor bandara Adi
Soetjipto dengan membawa satu koper dan satu tas carrier. Kami tergopoh-gopoh menuju Terminal Keberangkatan. Aku
sudah pasang muka bete ke Mamas karena menurutku ini salahnya; waktunya
berangkat tetapi masih repot mengurus tugas kampus yang seharusnya bisa di-handle
beberapa hari sebelum berangkat.
Aku hanya bisa mengumpat dalam hati. Meskipun bete, aku tidak sampai marah
sama Mamas, takut dosa kalau ngomelin suamiku di depan umum.😛😝 Dikepalaku hanya ada bagaimana laporan pertanggungjawaban ke kampus nanti jika
ternyata kami ketinggalan pesawat dan batal berangkat, karena kampus memberi
sedikit uang saku untuk kompetisi kami di Kuala Lumpur.
Siapa sangka, alhamdulillah kami berdua terselamatkan karena alasan yang
“Indonesia banget”, apa coba kalau bukan: delay! Hahaha, ternyata
pesawatnya juga nggak on time.
Keberuntungan Kami Pergi
Bolehlah kami bernafas lega karena tiket nggak jadi terbuang sia-sia. Tapi,
bagaimanapun juga, sikap tidak disiplin dan manajemen waktu yang buruk selalu
membawa empunya ke nasib buruk.
Malam sebelum tragedi menyebalkan... |
Honeymoon di Singapore yang sangat asik dan menyenangkan, dengan cepat menjadi
pengalaman buruk serta traumatis buatku. Setelah kami menghabiskan malam di
Marina Bay, berfoto di Helix Bridge dan Taman Merlion, aku kelelahan. Tiba-tiba
saja aku terserang demam serta flu. Padahal, besok sekitar jam 11 siang,
pesawat kami take off menuju Jogja.
Benar saja, setelah sholat subuh, aku seolah terbius dengan efek kantuk
dari obat flu yang aku minum. Tiba-tiba saja aku bangun jam 9 pagi dan sangat
kaget. Rupanya suamiku ikutan tidur dan mbangkong! Aku panik, kami belum
packing dan bersih diri, tiba-tiba
saja kunci hostel kami hilang. Waktu kami tersita selama 15 menit untuk mencari
dan akhirnya kami putuskan untuk membayar denda.
Rasanya gugup sekali waktu itu, baik aku maupun suami mendadak jadi buta
arah. Singkat cerita, kami dengan sengaja melewatkan satu MRT yang langsung
menuju Changi Airport dan MRT selanjutnya baru datang sekitar 15 menit
kemudian. Aku mendamprat diriku sendiri karena tidak berinisiasi untuk bergegas
naik taxi dan ngebut ke bandara.
Kali ini si Dewi Fortuna sudah angkat kaki. Tiket kami berdua hangus dan
diperparah dengan tidak ada lagi tiket ke Jogja untuk hari yang sama.
Butek pikiranku saat itu. Karena beberapa kondisi, akhirnya kami memutuskan
untuk membeli tiket ke Jakarta dengan harapan bisa disambung dengan tiket
kereta api dari Jakarta ke Jogja.
Begitu sampai di Bandara CGK, aku shock melihat semua tiket kereta
juga ludes. Suami berinisiasi membawaku ke Terminal Kampung Rambutan dan naik
sebuah PO (Perusahaan Otobus) asal Sumatera. Allahu Akbar, bisnya ngaret minta
ampun, perjalanan macet, dan suara musik yang hingar bingar mengganggu telinga.
Aku semakin stres dan hanya bisa menangis sepanjang perjalanan.
Tentu saja aku marah sama suamiku, marah banget! Memori honeymoon yang
romantis jadi hancur lebur hanya karena kurang disiplin dan tidak pintar
mengatur waktu. Sebetulnya aku tau bahwa akupun juga salah, tapi yaa.. pokoknya
kesalahan terbesar ada pada suami! #istriselalubenar 😝😛
Sebuah Ikrar
Tiga hari setelah tragedi itu, barulah aku mau membuka mulut dan bicara
dengan kepala dingin. Kami sama-sama instrospeksi dan berhenti saling
menyalahkan. Sebagai pasangan muda yang baru mengenal satu sama lain, aku
menyadari kalau gejolak seperti ini pasti akan selalu ada. Jadi tidak ada opsi
selain terus belajar. Kami pun saling meminta maaf dan Mamas membujukku dengan
mengajak nonton film.
“Mas,” aku mencoba memanggilnya dengan lembut. “Please, please banget
kita sama-sama berubah jadi orang yang lebih baik. Kita sama-sama mengubah
kebiasaan buruk kita, jadi lebih disiplin, dan lain-lain. Kebiasaan itu
nantinya membentuk karakter kita lho.”
Seperti biasa, Mamas mengiyakan dan berjanji akan terus berusaha.
“Trus request-ku yang terakhir, please kamu pakai jam tangan
ya. Biar kamu terbiasa on time dan menghargai waktu dengan baik.”
“Siap, laksanakan!” ucapnya mantap.
Meskipun honeymoon berantakan, rumah
tangga kami jadi tetap hangat berkat sebuah jam tangan. Kini rumah tanggaku
sudah berusia 3 tahun dan betapa bahagianya mendapati suamiku termasuk orang
yang mau terus belajar serta bertanggung jawab dengan janjinya. Dulu, awal-awal
pakai jam tangan, dia sering banget lupa naruh, jam tangan mudah rusak, dan
lain-lain. Alhamdulillah, lama-lama dia terbiasa berpergian menggunakan jam
tangan. Mamas tipikal lelaki yang suka jam tangan analog-digital dengan model
ala G-Shock gitu. Sementara aku lebih suka jam analog dengan model classic dan warna silver.
Mampir ke RaDa Time, Pusat Jam Tangan Original di Indonesia
Pasca honeymoon gagal itu,
alhamdulillah kami dapat hujan rezeki. Seorang sahabat Ibuku membawakan kami
oleh-oleh jam tangan merk Milano, Michael Kors dan Guess setelah beliau
mengunjungi kakaknya di Amsterdam. Memegang jam tangan harga satu-dua juta
rasanya gimana gitu ya hahaha secara jam tangan kesayanganku aku beli setelah
mendapatkan diskon habis-habisan sehingga aku hanya perlu merogoh kocek sekitar
200 ribuan rupiah.
Jam tangan original pemberian orang, alhamdulillaaaaah :) |
Namanya juga jam tangan mahal, kualitasnya jelas terasa. Sampai sekarang
jam tangan branded itu masih nyaman digunakan.
“Mas, kamu inget nggak kalau ini jam tangan pemberian Bu Suli? Beli jam
tangan kayak gini harus ke luar negeri dulu ya, mas, mahal amat ongkosnya,” aku
membuka obrolan ringan dengan suamiku.
“Eh enggak kok, kapan hari Pak Lukman cerita habis beli jam tangan original
online lho dan bagus banget. Belinya
dimana ya, aku lupa nama online shop-nya,
tapi trusted kok dan dia punya
sertifikat yang menandakan dia seller
jam tangan original,” kata Mamas. “Ah, aku inget! Pak Lukman belinya di RaDa Time!”
serunya.
Pak Lukman adalah salah satu dosen senior yang beberapa kali berpartner
dengan suami kalau lagi ada project. Setahuku, beliau bukan tipikal
orang yang suka belanja online.
Karena penasaran, aku iseng mengetikkan keyword
“radatime” di Google. Selama ini aku belum pernah beli jam tangan online karena takut tertipu (secara
harga jam tangan original itu lumayan juga yes!) dan lebih suka mencoba
langsung.
Begitu googling, aku jadi paham kenapa beliau belanja di RaDa Time. Sebagai
seller jam tangan original, RaDatime
memang memiliki beberapa keunggulan seperti:
1. Website yang user friendly. Bagi orang
yang belum pernah berbelanja sekalipun, tidak akan kesulitan dalam
melakukan pembelian via website karena daftar menunya sangat jelas dengan
beberapa pilihan menu seperti: Share The Love (fyi, ini adalah salah satu promo
yang berakhir tanggal 28 Februari nanti); Merk yang menyediakan pilihan semua merk jam tangan yang
dijual di RaDa Time; Premium
yaitu pilihan brand dengan kualitas premium dengan harga yang lebih tinggi
tentunya; Jam Tangan Wanita; Jam Tangan Pria; Jam Tangan Anak; Jam Tangan Pasangan; Aksesoris; Informasi; Promo;
dan Sale. Nah komplit kan? Jadi
calon buyer bisa langsung
memilih mau membeli jam tangan yang mana, karena navigasinya sangat jelas.
tampilan depan website radatime.co.id |
2. Terdapat
berbagai panduan yang tidak akan menyesatkan calon pembeli, seperti: Cara
Berbelanja; Pembayaran; Konfirmasi pembayaran; Syarat dan Ketentuan; Kebijakan
Privasi; FAQ atau Frequently Asked Question; Corporate Order; Service
& Parts, Testimoni, dan lain-lain.
Nggak perlu tersesat, banyak panduan |
3. Tersedia
juga di beberapa marketplace
seperti BukaLapak dan Shopee. Jadi kalau buyer mau membeli secara mandiri atau mendapatkan promo dari marketplace, bisa dengan mudah
belanja disana.
4. Kemudahan
pembayaran baik via transfer bank, internet banking, maupun dengan kartu
kredit.
Cara bayarnya mudaaah |
5. Kemudahan
dan kepercayaan pengiriman dengan menggunakan ekspedisi JNE dan J&T
Ekspress.
6. Media
sosial yang beragam dan selalu update, coba saja klik link berikut: Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube.
7. Nah ini
yang paling penting, buanyak diskon! Bahkan RaDa Time memberikan page
atau halaman tersendiri bagi setiap promo dan harga diskon khusus, yakni
dalam page Promo dan Sale yang letaknya di sebelah kanan. Selain
diskon khusus, produk lain juga di diskon dengan angka yang beragam, ada
yang 25%, 30%, dan 35%.
Beberapa produk yang di diskon 50% |
8. Foto
produk asli dan jelas. Nah kalau kamu tipikal orang yang lebih suka
mencoba jam tangan secara langsung dan ragu beli online karena nggak bisa nyobain, RaDa Time memberikan foto
produk yang jelas mulai dari tampak depan, tampak belakang, tampak
samping, dan juga ketika produk dipakai di tangan. Jadi kita ada bayangan
sebelum membeli.
Foto produk jelas, ada icon pada jam tangan untuk pria atau wanita |
9. Spesifikasi
lengkap, deskripsi jelas, dan ulasan yang membantu. Coba saja klik produk
tertentu yang diinginkan, nanti kamu akan temukan penjelasan yang sangat
membantu. Jika produk tersebut sudah diulas oleh pembeli sebelumnya, pasti
bikin kita yakin untuk membeli ya.
Gambar tampak depan, samping, belakang, dan dipakai. |
Spesifikasi rinci |
Deskripsi jelas |
Ada info service centre juga (pada jam tangan tertentu saja) |
Ulasan yang membantu |
10. Fitur “bandingkan”
membantumu menentukan pilihan. Nggak banyak lho website seller jam tangan
yang menyediakan fitur ini. Biasanya website yang punya fitur komparasi
itu website laptop atau handphone ya hihi.
Bisa membandingkan 5 jam tangan sebelum membeli |
11. Kemudahan
berbelanja. Bahkan, kamu tidak perlu jadi member atau membuat akun
terlebih dahulu (seperti yang disyaratkan kebanyakan olshop) untuk
berbelanja. Cukup ikuti saja step by
step setelah klik “beli sekarang”.
Bisa chatting sama admin di website, ada notif promonya juga |
12. Kalaupun
males belanja via website, via Line atau telepon aja sis! Tinggal klik
nomor telepon di instagramnya! Mudah buangeeeeet….
Nah dibawah ini aku berikan visualisasi berupa video
keunggulan RaDa Time, review website RaDa Time, dan cara belanja jam tangan di RaDa Time. Tonton sampai habis ya:
Waah, kalau gini ceritanya sih aku juga mauuu punya jam tangan baru yang
belinya di RaDa Time [klik link]! Lebih mau lagi kalau kebagian giveaway nya karena radatime rupanya sering ngasih quiz gitu lhoo…
Kamu punya pengalaman berkesan juga sama jam tangan kesayanganmu? Yuk,
ceritain di kolom komentar :)
---
Referensi:
https://www.radatime.co.id/
https://life.idntimes.com/family/brian-alva/5-trik-cerdas-buat-kamu-yang-selalu-bingung-mengatur-waktu-c1c2/full
http://lifestyle.bisnis.com/read/20150709/104/451882/5-alasan-menggunakan-jam-tangan
Catatan:
Semua gambar dan video adalah buatan dan milik pribadi
Saya dan suamipun bukan termasuk yang hobi pakai jam tangan, mba. Soalnya kan kemana mana bawa handphone. Tapi repot memang pas butuh lihat jam eh hapenya mati. Mungkin bisa ceki cdki di rada time untuk lihat-lihat jam 😀
BalasHapusho'oh mba aga repot memang dan kalau ndak terbiasa memang agak aneh kalo pake jam tangan hehe. siip deh mba semoga dapet yg cocok :D
Hapus