“Nduk, jangan lupa minum madu dan minum vitamin C nya,” begitu pesan Ibuku saat aku berada jauh dari rumah.
Ibu memberi
pesan seperti ini bukan hanya basa-basi, tetapi memang ada alasan besarnya.
Saat kecil, aku pernah bertanya sama ibu, mengapa aku mudah sakit-sakitan? Aku
bertanya demikian karena fisikku memang mudah lemah sejak aku TK. Waktu masih
kecil sih bodo amat ya nggak sampai tuh mikirin kayak gitu. Saat SD, SMP, SMA,
aku mulai memerhatikan bahwa ketangguhan fisikku cukup berbeda dengan
teman-teman. Aku mudah lelah, mudah sakit, tidak bisa sembarangan makan makanan
di kantin sekolah, dan lain sebagainya.
Kemudian ibu
membongkar sebuah rahasia besar… bahwa ayahku punya beberapa penyakit alergi
dan menurun ke aku. Bolak-balik aku harus menyambangi dokter untuk lagi-lagi
bertemu penyakit yang sama. Dokter pun menyarankan aku untuk rutin mengonsumsi
madu dan vitamin C agar daya tahan tubuh kuat. Mengingat saat itu aku akan
kuliah S1 di Kota Malang, disana sudah tidak tinggal sama orang tua, melainkan
hidup mandiri sebagai anak kost.
Penyakit
alergi, menurut dokter, tidak bisa hilang. Yang bisa kita lakukan adalah
meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi madu, vitamin C, serta rutin
olahraga dan menghindari alergen atau pemicunya.
Susahnya Punya Penyakit Alergi
Diantara
penyakit alergi yang aku derita adalah alergi seafood khususnya yang
dimasak kurang bersih, alergi dingin, dan alergi debu. Kalau sudah terkena
salah satu dari si alergen, bisa-bisa tubuhku gatal, batuk, pilek, hingga sesak
nafas. Pernah juga ada reaksi alergi di bagian kelopak mata dalam. Aneh-aneh
aja lah pokoknya hihi.
Ibu juga
mewanti-wanti aku agar selalu menjaga makanan, biar nggak terkena bakteri
jahat, toxic, maupun kuman yang aneh-aneh yang memicu sakit perut.
Bahkan dulu saat kuliah, kalau aku ada agenda ke luar negeri, ibu pasti
membekali aku dengan obat 7 rupa! Wahaha enggak ding, kayak mandi kembang aja!
Ibu selalu
memberi aku obat yang komplit: untuk flu, batuk, asma, demam, gatal-gatal dan
lain-lain meskipun hanya untuk 10 hari perjalanan. Luar biasa kasih seorang ibu
ya! Tapi momen itu bikin aku mikir juga, sampai kapan nih aku ketergantungan
obat melulu?
Kondisi
penyakit alergiku ini makin parah saat aku hamil, di kehamilan pertama pada dua
tahun lalu maupun di kehamilan kedua sekarang ini. Saat kehamilan pertama dulu,
daya tahan tubuhku menurun drastis dan aku sempat didiagnosa terkena bakteri
Toksoplasma. Tentu saja aku shock dan khawatir dengan kehamilanku.
Singkat cerita dan setelah melalui berbagai proses pemeriksaan, alhamdulillah
rupanya bakteri tokso di tubuhku sudah tidak aktif.
Karena
kejadian itu, aku jadi lebih semangat untuk terus menjaga staminaku, tetap dengan cara di atas
yaitu rutin minum madu dan vitamin C. Selain itu, dokter menyarankan aku untuk
memperbanyak makan buah, makan makanan yang sehat, menghindari gaya hidup tidak sehat, polusi, dan stres.
Makin lama,
aku menyadari bahwa zaman berubah. Penyakit pun berkembang, belum lagi udara
yang kita hirup juga berbeda. Bahkan, ada pula penyakit yang timbul akibat
stres dan depresi. Duh, makin serem aja ya..
Toxic Zaman Now, Kayak Gimana, tuh?
Tapi memang
betul lho, aku sendiri merasakan bahwa stres bisa memicu penyakit. Saat pertama
kali memeriksakan kehamilan kedua, dokter memberitahuku bahwa ada kista dengan
diameter 2 cm di dekat rahim. Aku cukup kaget, waduh apa lagi ini??
Sempat aku
tanyakan ke dokter apa penyebab kista ini? Apakah makanan tertentu? Jawaban
dokter membuat aku lebih kaget lagi.
“Zaman sekarang mbak, susah mendeteksi penyebab kista. Ya bisa makanan, ya bisa stres, itu juga berpengaruh banget.”
DEG!
Aku merasa
tidak perlu bertanya lebih lanjut sebab sudah tau jawabannya. Beberapa bulan
sebelum hamil ini memang aku sempat didiagnosa terdapat gangguan psikis dan
mental. Aku sering sakit berulang pasca melahirkan, tetapi berobat ke dokter
pun tidak menyelesaikan masalah. Akhirnya aku berdiskusi dengan psikolog dan
pulang membawa sejumlah wawasan serta nasihat baru, terutama mengenai kesehatan
mental.
Didiagnosa
ada gangguan psikis membuat aku merenung cukup panjang, mengurai satu persatu
penyebabnya, dan kemudian aku mulai mencari solusinya.
Rupanya
memang ada tuh yang namanya toxic zaman now yang sangat berbahaya
dan nggak terlihat secara langsung. Dalam proses awal aku menjadi seorang ibu,
aku sempat mengalami stres berat. Bukan karena baby blues ataupun post partum
depression, tetapi karena ketidakmampuanku menyaring kalimat-kalimat toxic dari
orang sekitar maupun kehadiran masalah-masalah internal yang membawa “racun”
buat tubuh dan pikiranku.
Tau lah ya,
yang namanya ibu setelah melahirkan itu capeknya berkali-kali lipat. Pemulihan
pasca melahirkan, menyusui, belajar menjadi seorang ibu, dan segala kewajiban
lainnya. Pada puncaknya, aku sempat cek cok dengan seorang anggota keluarga
besar hingga membuatku cukup trauma. Mendengar suaranya saja tanganku gemetar,
berada di dekatnya, aku nggak berani lama-lama ataupun sendirian.
Betul lah
kata bu dokter, bahwa penyebab penyakit zaman sekarang itu bukan hanya virus
dan bakteri jahat, tetapi juga energi yang jahat!
Waspadai Toxic Zaman Now di Sekitar Kita!
Di kehamilan
kedua ini, aku sudah belajar cukup banyak dari pengalaman anak pertama. Aku
juga lebih berhati-hati memilih teman, lingkungan, hingga tempat melahirkan.
Sudah berhati-hati saja, masih sangat mungkin terpapar energi negatif dari sosial
media.
Misalnya
saja, akhir-akhir ini aku mengikuti berita dan perjuangan para atlet Indonesia
di Asian Games 2018. Membaca komentar jahat dari para warganet kepada atlet
yang menurut mereka payah hanya karena berhasil membawa perak, perunggu, atau
sudah berkompetisi maksimal, aku hanya bisa tepok jidat. Kata-katanya itu lho, nyelekit
banget!
Memang ini
resiko hidup di zaman serba online, dimana orang dengan mudah menggerakkan
jempol untuk berkata apapun. Saking banyaknya warganet yang mudah banget
berkata pedas, sampai-sampai ada celetukan bahwa omongan warganet lebih pedas
dari omongan mertua!
Jangankan
atlet ataupun artis yang terkenal dan sudah diakui prestasinya, kita-kita yang
kerap berinteraksi di dunia maya harus tetap waspada karena kita juga sangat
berpotensi terkena toxic zaman now, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Mulai dari ibu-ibu muda yang kerap dikritik “ibu-ibu senior” karena pilihan
pengasuhannya, para blogger yang dihina karena tulisannya, para
YouTubers yang dibully karena keberanian beropininya, dan lain sebagainya.
Terbukti, 23 dari 31 followersku di Instagram @NabillaDP mengatakan bahwa mereka pernah mengalami toxic zaman now ini, pollingnya bisa dilihat dibawah ini ya:
Terbukti, 23 dari 31 followersku di Instagram @NabillaDP mengatakan bahwa mereka pernah mengalami toxic zaman now ini, pollingnya bisa dilihat dibawah ini ya:
Polling diikuti oleh 31 orang dalam waktu 24 jam dengan 23 orang menjawab pernah dan 8 orang menjawab belum. |
Aku pernah
mengalami beberapa diantaranya, pertama, kritik pedas dari beberapa orang
yang menjenguk anakku yang pertama. Kritikan tersebut dilontarkan karena aku
melahirkan secara SC, karena aku bersikeras menyusui anakku, serta karena aku
memakaikan si kecil diapers. Kritikan tersebut alih-alih membangun
ataupun supportif, yang ada justru menjatuhkan dan membuat aku stres.
Kedua, sindiran di
dunia maya. Sindiran tersebut datang terus
menerus dan kalau dibaca memang cukup menyakitkan. Tapi karena aku sudah
belajar dari yang terdahulu, aku berusaha sebisa mungkin menanggapinya dengan
baik, dan kalau sudah kelewatan, ya sudah ditinggal saja. Hal yang lebih
penting masih banyak, kan?
Dari
banyaknya toxic zaman now, menurutku yang paling berbahaya adalah
perundungan di dunia maya atau yang kita kenal dengan istilah cyber bullying
dan online shaming. Online shaming kurang lebih merupakan kejadian
dimana seseorang disasar dan diserang oleh pengguna lain di media sosial.
Online shaming tidak selalu melibatkan banyak pengguna, hal ini juga kerap
terjadi di lingkup yang lebih kecil, misalnya saja ada seseorang yang menghina atau menyindir orang lain via private message di media sosial.
Sebetulnya
kalau kita mau melihat lebih dekat, orang yang selalu berkomentar negatif atas
pencapaian orang lain itu kasihan, lho. Menurut Psikolog Anak, Anna Surti
Ariani sebagaimana dilansir dari Kumparan.com, ada beberapa alasan mengapa
warganet rela mengeluarkan waktu, tenaga, dan kuota untuk sekedar mengirimkan
cibiran mengenai kehidupan orang lain.
Pertama, kurang kerjan. Kedua, lari dari masalahnya sendiri sehingga dia melimpahkan semua masalahnya dengan membully orang lain. Ketiga, tidak percaya diri, sehingga untuk membuktikan bahwa dirinya lebih baik dari orang lain dia akan “menginjak” kehidupan orang lain tersebut. Keempat, secara personal mereka cenderung sangat sulit melihat hal-hal berbau positif sehingga apapun yang dia lihat pasti dikomentari negatif. Kelima, mereka melakukan hanya untuk keuntungan dan kesenangan tertentu.
Pertama, kurang kerjan. Kedua, lari dari masalahnya sendiri sehingga dia melimpahkan semua masalahnya dengan membully orang lain. Ketiga, tidak percaya diri, sehingga untuk membuktikan bahwa dirinya lebih baik dari orang lain dia akan “menginjak” kehidupan orang lain tersebut. Keempat, secara personal mereka cenderung sangat sulit melihat hal-hal berbau positif sehingga apapun yang dia lihat pasti dikomentari negatif. Kelima, mereka melakukan hanya untuk keuntungan dan kesenangan tertentu.
Banyak yang
mengistilahkan mereka sebagai toxic people, yaitu orang-orang yang gemar
menebar “racun” serta energi negatif untuk orang lain. Padahal, kalau kita menebar keburukan terus menerus, yang rugi juga diri kita sendiri, lho, karena akan terus memproduksi pikiran-pikiran negatif tentang orang lain maupun tentang perihal tertentu.
Zaman
digital ini membuat toxic zaman now susah banget dihindari, tapi bisa
kok kita atasi!
Tips #AsikTanpaToxic Zaman Now ala Bumil
Sebagai
wanita hamil, aku sangat perlu menjaga mood dan kondisi psikologis dari
perihal yang tidak menyenangkan lainnya. Sebab, membangun afirmasi positif
sangat penting untuk kelancaran kehamilan, proses persalinan, dan pasca
melahirkan. Namun, bagaimanapun juga, sebagai seorang freelance writer
dan parenting blogger, aku juga berinteraksi dengan banyak orang baik di
dunia nyata maupun di dunia maya. Kalau tidak pintar menyaring energi, bisa-bisa
aku juga terpapar toxic zaman now. Hiy, nggak mau banget deh!
Aku pribadi menerapkan beberapa tips berikut ini dalam menghempaskan toxic zaman now, yuk disimak:
1. Istirahat atau tidur yang berkualitas. Memiliki waktu tidur yang cukup baik akan membantu tubuh kita untuk lebih berstamina dan relaks. Dengan tubuh yang tidak kelelahan, tentu akan memudahkan ita untuk bisa berpikir lebih baik dan lebih positif.
1. Istirahat atau tidur yang berkualitas. Memiliki waktu tidur yang cukup baik akan membantu tubuh kita untuk lebih berstamina dan relaks. Dengan tubuh yang tidak kelelahan, tentu akan memudahkan ita untuk bisa berpikir lebih baik dan lebih positif.
2. Olahraga
yang cukup. Aku yakin banget bahwa olahraga bisa membuat tubuh dan pikiran
lebih fresh tapi aku pribadi belum bisa menerapkan ini sepenuhnya karena aku
belum bisa konsisten dalam berolahraga sejak hamil kedua ini, hihihi. Dulu saat
sebelum hamil, aku sempat rutin mengikuti yoga dan senam hiphop. Saat sudah
hamil, aku hanya berolahraga dengan stretching di pagi atau sore hari,
jalan pagi atau sore hari, dan berenang.
3. Makan
makanan yang sehat dan bergizi. Aku tidak pernah diet, namun sejak hamil, aku
jadi lebih terbiasa banyak makan buah, sayuran hijau, dan mengurangi gula
berlebih pada minuman dan buah yang ku konsumsi. Aku juga sangat menghindari
soft drink dan junk food, hanya kalau kepepet saja aku membeli makanan siap
saji. Sesekali cheating nggak masalah sih, tapi pastikan bahwa tubuh
kita lebih banyak menyerap gizi yang baik, ya!
4. Minum
madu dan Vitamin C. Ini nih yang jadi andalanku setiap hari, terutama kalau
badan lagi kurang fit. Namun, sebetulnya, aku juga belum sepenuhnya konsisten
minum madu karena saat hamil ini, aku sempat eneg minum madu yang terasa
manis sekali di mulut. Tapi, sekarang aku tau gimana ngakalinnya! Cek point nomor
5 dibawah ini:
5.
Mengonsumsi Natsbee Honey Lemon. Aku selalu menyetok Natsbee Honey Lemon ini di
kulkas, dan sebagai ibu hamil, aku suka banget mengonsumsi produk andalan Pokka
ini. Karenaaa… dia praktis dan sehat! Hehehe, soalnya minuman ini mengandung madu dan lemon. Idaman dan solusi banget lah buat
bumil yang gampang mager kayak aku.
Aku memilih
Natsbee Honey Lemon dari POKKA karena minuman ini segeerrr banget! Cocok diminum sehari-hari, terutama kalau sudah penat dengan polusi, asap rokok, lingkungan kerja yang menyebalkan, hingga terpapar toxic zaman now. Selain itu, Natsbee Honey Lemon adalah Minuman Madu Lemon pertama
di Indonesia. Lemon dikenal baik mendetoksifikasi tubuh kita dengan mengikat
zat-zat yang tidak dibutuhkan. Madu membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Perpaduan madu dan lemon dapat menjaga tubuh kita bersih dari zat-zat yang
dapat menggangu kesehatan kita.
Penampakan langsung dari Natsbee Honey Lemon serta tips mengatasi toxic zaman now bisa cek di video di bawah ini ya:
Penampakan langsung dari Natsbee Honey Lemon serta tips mengatasi toxic zaman now bisa cek di video di bawah ini ya:
Natsbee
Honey Lemon ini cocok banget buat siapapun yang punya aktivitas padat, karena
kandungan Vitamin C dari lemonnya membuat kita tetap segar dan aktif dalam
menjalani aktivitas sehari-hari. Meskipun aku “hanya” seorang freelance
writer dan blogger, bukan berarti aku banyak menganggur di rumah.
Justru ada tantangan besar dimana aku harus bisa disiplin dalam berkarya dan
membagi waktu dengan baik antara menulis di blog dan menulis bersama tim, serta berpergian ke luar kota.
Aku paling
suka mengonsumsi Natsbee Honey Lemon dalam keadaan dingin, soalnya lebih
syegeerrr dan nikmat! Rasanya manisnya pas dan tidak membuat tenggorokanku sakit, aku cukup sensitif soal hal ini. Nah, kemudian, selain rasanya yang menyegarkan, aromanya itu lho... bisa banget membantu pikiran lebih segar hanya dengan membuka tutup botol Natsbee Honey Lemon. Begitu dibuka, aroma madu plus lemon yang segar langsung menyapa hidung dan membuat aku tidak mau berlama-lama mendiamkannya.
Dan yang paling penting, bumil friendly, sebab sebagai salah satu produk keluaran Pokka, Natsbee Honey Lemon jelas berkualitas. POKKA adalah perusahaan makanan dan minuman dari Jepang yang selama lebih dari 60 tahun berkomitmen menghadirkan produk-produk berkualitas tinggi dan standar internasional. POKKA sudah dikenal di lebih dari 50 negara dan meluncurkan ratusan produk berbahan alami, tanpa pengawet dan pewarna buatan.
Soal keamanan? Nggak perlu khawatir, minuman madu lemon ini aman banget untuk dikonsumsi karena sudah mendapat nomor registrasi dari BPOM. Worry free, deh!
Dan yang paling penting, bumil friendly, sebab sebagai salah satu produk keluaran Pokka, Natsbee Honey Lemon jelas berkualitas. POKKA adalah perusahaan makanan dan minuman dari Jepang yang selama lebih dari 60 tahun berkomitmen menghadirkan produk-produk berkualitas tinggi dan standar internasional. POKKA sudah dikenal di lebih dari 50 negara dan meluncurkan ratusan produk berbahan alami, tanpa pengawet dan pewarna buatan.
Soal keamanan? Nggak perlu khawatir, minuman madu lemon ini aman banget untuk dikonsumsi karena sudah mendapat nomor registrasi dari BPOM. Worry free, deh!
Nah, itu dia beberapa tips dari aku untuk mengatasi toxic zaman now. Sudah lebih siap kan untuk bersihkan hari aktifmu dari toxic zaman now? Kamu punya tips apa, nih? Berbagi disini yuk :)
Referensi:
Freepik.com
Canva.com
https://kumparan.com/@millennial/psikolog-fenomena-netizen-julid-ada-karena-mereka-kurang-kerjaan
https://www.lifull-produk.id/produk/natsbee-honey-lemon
https://www.alodokter.com/alergi
https://www.alodokter.com/persenjatai-ibu-hamil-dalam-melawan-infeksi-toxoplasma
Emang selain jaga kesehatan dari luar, jaga kesehatan pikiran dari dalam juga penting banget. Natsbee lemon segar banget kayaknya :D
BalasHapusbanget mbaa.. aroma madunya itu lho :D
HapusMadu, lemon dan air hangat andalan banget deh buat saya dalam mencegah sakit.
BalasHapusNatsbee juga favorit saya, suka banget di minum pas lagi panas2, rasa manisnya pas banget :)
betul mba, seger banget ya :D
HapusWah kayaknya aku juga butuh minuman ini deh mbak, soale aku sering banget motoran kemana2
BalasHapuscuss beli mas :D
Hapuskeren banget mbak! aku juga kemarin2 strugle sama toxic zaman now sampai uninstall instagram. Cuma kuat beberapa hari. Aku re-install karena ada beberapa job yang mesti ditunaikan lewat ig :'(. Well, walaupun sebentar aku merasakan hidup tentram selama tidak ada ig. Gak perlu kepo2 lagi lihatin komentar netijen maha benar!
BalasHapusanyway, kalau boleh tahu mba bikin info grafik nya pakai aplikasi apa?
aku juga udah ngurangin banget pemakaian sosmed mba haha dah kalo gabut dikit aku nonton film atau baca aja biar lebih berpaedah ketimbang kepo2 wkwk
Hapuspakai photoshop mba :)
Aku juga suka Nastbee Honey Lemon.. Rasanya pas menurut aku.. Gak terlalu manis atau asem... Enak pokoknya..
BalasHapusyaay tos mba :D
Hapusyay toss mba :D
HapusWah mantap ada infografis yang lengkap
BalasHapusmakasi mas udah mampir :D
Hapus