Dreamland. Such a Dream Land




“sunset yang indah”
begitu Bunyi bbm kak Maha, salah seorang peserta Sail Belitong 2011.
Kak Maha menyarankan untuk ke dreamland pada jam-jam sunset, ya aku estimasikan sekitar jam 5-setengah 6 WITA. Tapi apadaya, tiket pesawat yang udah kami pesan pas sekitar jam 7. Perjalanannya jelas ngga akan nutut untuk menikmati sunset sejenak.

Jadilah kami ke dreamland siang-siang, kala matahari sebagai juaranya.

Untuk masuk ke dreamland hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 10.000 dan parkir mobil kira-kira 15.000. Lokasinya berada di dalam pecatu resort, punyanya si Tommy Soeharto. Kalau naik mobil, dari parkiran ada angkutan penjemput dari parkiran ke dreamland. Kalau naik motor, langsung saja.

Jalan setapak menuju dreamland sih bagus-bagus aja, sudah pavingan. Ya namanya juga di dalem resort yang cukup elite. Di kiri jalan ada kubangan kecil yang warnanya hijau kotor, agak menjijikkan sebenernya. Sedangkan di kanan jalan seperti biasa banyak pedagang pernak pernik khas bali. Lebih baik nggak membeli disini ya, karena harganya mahal banget dengan kualitas yang sama seperti di pasar lain (tanah lot, sukowati, dll). Ada juga yang bilang pantai ini bernama "New Kuta Beach" atau "Pantai Kuta 2". Tapi aku tetep suka bilang dreamland. Because it's such a dream lan :)

Baru setelahnya, akan melewati “gerbang” ini:

gerbang sederhana

Pasirnya putih. Debur ombaknya keras. Buihnya putih tulang. Warna airnya dari biru muda-turquoise-biru tua, beragam!
 
Di sepanjang pantai banyak tempat leyeh-leyeh (ini bayar lho) dan siap-siap aja ditawarin pijet sama mbah-mbah di sekitar. Selain itu, banyak juga yang menyewakan papan surfing dari yang panjang sampe yang ecek-ecek kayak pelampung. Begitu sampe aku langsung putar mata, mana sih bule-bule yang katanya topless. Ternyata gak ada! Lebih tepatnya sudah nggak ada. Means, dulu pernah ada (banyak malah) bule-bule yang demen topless di dreamland lantaran pantainya yang kala itu masih perawan dan jarang dari keramaian. Menurut cerita mbah tukang pijet, mereka diperingatkan oleh penduduk lokal, kalau tetep demen topless nanti bakal ada polisi yang datang dan di tangkap. Entah bener atau enggak, tapi aku rasa si bule konyol banget deh kalo nurut dengan ancaman yang "hanya" demikian hehe.
 
Mungkin karena pemberitaan tentang keindahan dreamland yang udah tersebar luas, turis domestik pun juga banyak dijumpai disini. Bahkan, yang sebelumnya aku kira dreamland bakalan sepi dari turis domestik rombongan, ternyata malah ada lho walaupun ngga sebanyak di tanah lot. Walaupun begitu, tetep ngga megurangi keindahan dreamland. Pantai dreamland sendiri panjang banget. kayaknya sih, termasuk sejalur sama blue point beach – padang-padang beach – dan dreamland.


aturan yang sama sekali ngga ngefek.

Aku mencoba memutar memori, pantai mana yang pernah aku datangi dan keindahannya menyaingi dreamland. Tapi aku ngga menemukan jawaban. Bukan berarti dreamland adalah pantai yang biasa-biasa saja. Justru itu, tiap pantai mempunyai ke-pantai-annya sendiri, ada ciri khas sendiri yang bikin indah. Misalnya, pantai di bangka-belitung yang kaya batu granat, pantai selatan jawa yang ombaknya besar, dreamland pun punya ke-pantaian-nya sendiri.

- Ombaknya besar tapi tetep save buat surfing. Buktinya, banyak yang telah membuktikan
- Ada tebing-tebing yang indah, shingga kalo airnya memecah, akan menghasilkan pesona alam seperti ini:



Tebing-tebing kecilnya seperti ini:


 Jangan ragu buat menjelajahi tepi pantai yang bertebing. Tapi hati-hati ya, agak tajam, jangan salah pilih tanjakan

- Pantai indah, diperkaya dengan awan yang indah pula. Oke mungkin ini conditional, tapi itu terjadi lho. Ngga semua pantai dinaungi oleh awan yang indah pula. Dari sini, aku juga mencoba mencetuskan teori bego-begoan yang masih dalam tahap pembuktian: Indonesia itu semakin ke timur, awan dan pantainya semakin bagus. Tunggu hingga aku bisa membuktikan!

- Yang unik, untuk mandi/bersih diri dari pasir pantai, perlu biaya 20ribu per orang. Buset 2x lipat dari karcis! Ada sih toilet yang 3-ribuan, lebih murah. Tapi pas aku masuk, dengan keadaan badan berlumur pasir pantai, mbaknya dengan jutek nyerocos “kalau mbaknya keluar dengan keadaan bersih, bayar 20ribu!” ngok, males banget. Akhirnya aku putuskan untuk ngga usah bersih diri di dreamland, toh kalo udah kering pasirnya juga pergi-pergi sendiri. Lebih baik nyari pom bensin yang deket pantai, ada kok. Bayarnya lebih murah, kamar mandinya juga lebih bersih.
 
Aku memang belum pernah menikmati senja di dreamland, tapi dibawah terik pun pantai ini masih menawarkan aura pantai bali yang khas. Ngga bisa dituliskan, keindahannya sungguh menggugah kantong rindu ketika sudah kembali ke tanah asal. Kalau kesini, jangan ragu untuk larut dalam kenorakan kalau lihat pantai.

Rugi banget ngga dipeluk sama buihnya yang lembut.


2 komentar

  1. next timecoba ke pantai sebelahnya dreamland, namanya pantai bingin, lebih sepi dari dreamland, sedikit lebih cake juga :D

    BalasHapus