Sukses Menyusui? Bisa Banget, Bund!


Sejak aku positif hamil, aku terus-menerus mengisi waktu luang disela-sela kuliah dan aktivitas lainnya untuk mengedukASI diriku tentang pentingnya menyusui. Selain itu, aku pun berusaha menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai kemungkinan pasca persalinan, misalnya saja nggak bisa IMD, dikasih sufor sama suster, atau tekanan sosial lainnya. Membaca sangat membantuku untuk menyiagakan itu semua.

Pada titik ini, aku sungguh-sungguh tidak sedang menghakimi para bunda yang memberi sufor untuk anaknya. Sebab aku tau sendiri ada beberapa teman yang memberi sufor untuk anak karena sebab yang tidak bisa dia tolak atau yah alamiah gitu lho sifatnya. Walaupun sebetulnya sebab-sebab itu bisa kita hindari sejak awal, tapi kalau sudah kejadian ya mau gimana? Ambil aja sisi positifnya dan tetap yakin bahwa tiap manusia (termasuk anak kita) rezekinya sudah diatur sama Allah. Kemudian ada juga temanku yang tidak kuat jika harus bangun tengah malam, repot kerjaan, kelelahan fisik, dan lain sebagainya. Wajar, sebab memang perempuan punya daya tahan tubuh yang berbeda-beda. Menurutku, seorang perempuan tetaplah menjadi bunda yang baik selama ia mau memahami anaknya dan mau menundukkan ego dirinya.

Tapi meski demikian, sebetulnya kita semua yakin kan, kalau ASI adalah yang terbaik?

Persoalan kita nggak bisa memberi yang terbaik, tidak lantas membuat kita menjadi bunda yang buruk. Contohnya aja nih yah, aku paham banget kalau proses melahirkan yang terbaik adalah yang alami secara udah banyak yang memberikan penelitian tentang ini. Aku alhamdulillah juga paham bahwa IMD adalah proses awal menyusui yang cukup penting dan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Tapi kalau pada akhirnya fisik ku nggak memungkinakn, ya nggak papa. Kita bisa mengalihkan energi kita untuk memberi alternatif atau mencari solusi yang juga baik.

#PositiveThinking

---

Di postingan ini aku nggak ingin membahas mengenai apa itu menyusui, pentingnya menyusui, dan segala hal yang sifatnya teoritis. Aku rasa informasi itu sudah terserak dimana-mana, di Google ada, di dokter ada, ikut kelas atau workshop juga bisa. Anyway, kalau ada waktu dan dana coba aja ikut kelas edukASI. Sejujurnya aku sangat menyesal nggak ikut kelas semacam itu sebelum lahiran hiks. Jadi pengetahuanku tentang ASI kurang paripurna, banyak hal yang sifatnya trial error di awal menyusui dan cost nya pun jadi besar.

Nah, sekarang bismillah aku mau share beberapa hal (menurut pengalamanku) yang perlu BANGET diperhatikan selama proses menyusui dan untuk menjalankan program sukses menyusui itu tadi. Minimal 6 bulan ASIX dan dapat diteruskan hingga 2 tahun. Saat ini aku alhamdulillah sudah jalan menyusui selama 19 bulan (doain bisa sampe 24 bulan yaa..) alhamdulillah lulus ASIX dan di usia 15 bulan, aku sudah mulai mengenalkan susu UHT dan susu sapi segar untuk si kecil.

Here we go, aku harap 5 poin dari aku ini bermanfaat ya plus bisa membantu para bunda untuk sukses menyusui :)

1. Pelekatan is EVERYTHING!
Sampe aku ceplok lho hurufnya saking penting banget yang namanya pelekatan. Kita jangan sampai hanya sekedar menyodorkan payudara ke mulut si baby dan menganggap dia sudah pasti bisa mimik ASI dengan baik. Ada berbagai info di Google dan video di YouTube tentang bagaimana sih pelekatan yang baik dan kenapa pelekatan itu penting banget. Aku pribadi alhamdulillah dapat beberapa video edukasi dari Dokter Dini (that’s why I’m too grateful to met her!) yang sayangnya tidak langsung aku lihat karena aku menyepelekan pelekatan ini. Begitu aku perhatikan dengan seksama, baru deh paham tentang pelekatan. Meskipun aku baca beberapa buku tentang menyusui, aku benar-benar melupakan bagian ini. Mungkin ada baiknya pada bunda yang sudah mau melahirkan ikut kelas edukASI yang sering diadakan AIMI ASI di berbagai kota di Indonesia.

posisi pelekatan, pelekatan menyusui, kelas edukasi malang, mastitis adalah, bingung puting, sebab bingung puting, dot untuk anak, media asip untuk bayi, menyusui setelah operasi sesar, cara menyusui yang benar, pelekatan yang benar, posisi menyusui, puting lecet, cerita menyusui, asi atau sufor
pelekatan menyusui (kiri: benar, kanan: salah)


Aku inget banget diajarin Dokter Dini tentang posisi menyusui football hold yang rupanya lebih kompatibel untuk aku dan Mahira. Kuncinya adalah posisi dagu yang menempel pada payudara dan lubang hidung yang terbuka seperti di gambar. Dengan pelekatan yang baik, selain si baby dapat ASI lebih optimal, juga menghindarkan dia dari lubang hidung ketutupan sehingga bikin hidung makin pesek, atau ketindihan payudara bundanya (ini kejadian lho!). Kedua, yang juga penting adalah mulut bayi terbuka lebar, betul-betul lebar. Dan pipinya mengembung, bukan mengempot. Pas aku praktik sama Dokter Dini, pipi Mahira mencekung atau ngempot gitu saat menyusui. Langsung beliau tau ada yang salah dari posisi menyusuiku. Kemudian yang ketiga, salah satu tanda pelekatan yang kurang pas adalah suara ncep..ncep.. dan mulut bayi bagian bawah yang cenderung masuk ke dalam bibirnya.

2. Pahami berbagai posisi menyusui.
Edukasi dari orang-orang generasi zaman old yang namanya menyusui pasti didekap di depan dada. Itu kurang tepat yaa, eh maksutku sudah tepat sih, tapi sesungguhnya ada setidaknya 4 posisi menyusui yang disarankan oleh DSA. 

posisi pelekatan, pelekatan menyusui, kelas edukasi malang, mastitis adalah, bingung puting, sebab bingung puting, dot untuk anak, media asip untuk bayi, menyusui setelah operasi sesar, cara menyusui yang benar, pelekatan yang benar, posisi menyusui, puting lecet, cerita menyusui, asi atau sufor
cem-macem posisi menyusui. cobain semuanya ya!

Aku sempat cerita di page ini kalau pada usia 3 minggu, BB Mahira tidak naik drastis. Ada berbagai penyebab, salah satunya adalah posisi menyusui yang kurang pas bagi anak dan mengakibatkan pelekatannya jadi nggak efektif dan ujung-ujungnya bikin ASI nggak masuk optimal. Hasilnya? Tentu ngefek ke BB si bayi dan tumbuh kembangnya.

Setelah mencoba berbagai posisi menyusui, aku rupanya lebih pas dengan posisi football hold, jadi seolah-olah kayak ngetekin atau ngempit Mahira gitu hahaha. Alhamdulillah terbantu banget dengan bantal menyusui yang dikasih bulek Chayu dan Paklek Ian Japed. Gimana tanggapan orang-orang yang sambang pas lihat caraku menyusui? Terheran-heran, jelas!! Tapi ya bodo amat hehehe. Memasuki usia MPASI, Mahira jadi lebih suka mimik sambil tengkurap diatas badanku. Ini sih favoritku ya soalnya aku pun bisa tidur-tiduran hahaha.
posisi pelekatan, pelekatan menyusui, kelas edukasi malang, mastitis adalah, bingung puting, sebab bingung puting, dot untuk anak, media asip untuk bayi, menyusui setelah operasi sesar, cara menyusui yang benar, pelekatan yang benar, posisi menyusui, puting lecet, cerita menyusui, asi atau sufor
nenenin di kereta dari Jogja ke Surabaya. Eum, itu hidungnya Mahira nggak ketutupan kok. Dia masih bisa nafas. Ditutupin sebentar untuk keperluan foto aja hihihi #normalizebreastfeeding

Oiya ini nasihat dari Dokter Dini. Sebelumnya, dokter SpOGku menyarankan untuk menyusui sambil berbaring, agar aku (yang habis operasi SC) bisa sambil istirahat. Rupanya, anjuran Dokter Dini setidaknya 3 bulan pertama hindari dulu posisi berbaring, sebab posisi itu menyulitkan bayi untuk pelekatan, apalagi newborn baby. Boleh berbaring diatas 3 bulan atau kalau si baby sudah pintar pelekatannya.

3. Hindari dot dan empeng.

Kenapa? Klasik, bingung puting. Aku sudah ngalamnin yang namanya bingung puting, pelekatan si gendhuk bubar jalan, sampai bikin puting lecet dan mastitis (radang kelenjar payudara) plus jadi nggak bisa nenenin genduk dengan payudara yang mengalami mastitis selama 3 hari. Hm gini yaa, habis melahirkan itu dah capek, menyusui juga lelah, mastitis itu bikin kelelahan jadi 3x lipat. Soalnya gejala mastitis itu ada demam dan nyeri-nyeri di sekujur tubuh. Saat itu aku sempat menggigil, suhu badan pun naik sampai 39 derajat. Tapi kzl-nya, kata ibu itu biasa huhuhu😒. Ini nih yang bikin sedih, menurut wong biyen hal itu biasa dialami, jadi selow aja gak usah drama. Faktanya, mastitis yang terjadi saat proses menyusui menandakan ada yang salah dengan proses menyusuinya. Tanpa ke dokter, katanya sih mastitis bisa reda sendiri. Tapi ini tentu perlu jadi koreksi gimana proses menyusuinya, kok bisa sampai lecet dan mastitis.

Silahkan baca sendiri ya berbagai thread tentang pro kontra dot dan empeng. Memang balik lagi ke kebutuhan masing-masing bunda yang pasti berbeda-beda, sebagian besar teman-temanku yang bekerja terutama juga memilih opsi ini. Nggak masalah asalkan tau treatment-nya. Bingung puting itu ada yang langsung, misalnya bayi langsung nolak untuk nenen. Ada juga yang nggak langsung yaitu posisi pelekatan yang berubah dan terasa berkurangnya produksi ASI.

Ngedot itu sangat berpotensi merusak pelekatan yang sudah susah payah kita ajarkan ke baby di awal kehidupannya. Sebab, mekanisme atau cara ngedot dengan cara menyusui itu berbeda jauuuh. Lebih mudah ngedot!

Aku pribadi setelah ngalamin bingput, nggak mau ambil resiko. Aku ambil alternatif dengan belanja banyak botol dot yang katanya anti bingput (beberapa teman saranin untuk beli botol yang wideneck). Tapi ya.. tetep saja sih. Dan alhamdulillah ternyata Mahira ngga lagi doyan ngedot. Sebagai gantinya, aku pakai botol sendok Nursin Smart Innobaby yang aku beli di asibayi(dot)com. Itu cara pakainya mirip kayak soft cupfeeder-nya Medela tapi lebih ergonomis dan ekonomis, menurutku. Alhamdulillah produk ini ngebantu banget proses pemberian ASIP sampai Mahira usia 8 bulan-an. Ng-ASIP lancar, akupun bisa ngebut tesis yang deadline nya muepeuet hehehe. Thanks to mbak Nindha yang ngasih rekomendasi produk ini. Buanyak banget manfaatnya ngajarin si baby pakai botol sendok. Pertama, Mahira nabung latihan minum dengan gelas. Kedua, nggak lagi ada masalah bingput, lecet, bahkan mastitis selama proses menyusui. Ketiga, usia 7 bulan Mahira sudah mulai dikit-dikit minum dari tepian gelas. Makin lama makin lancar dan tergolong bisa cepat minum dari gelas dan sedotan. Jadi lebih ekonomis dan praktis, mahalnya di awal aja.🙈

Kalau mau murah, bisa pakai cupfeeder yang dari gelas tapi beresiko tercecer dan belum lagi kalau si baby ngamuk (pengalaman bangeeet gueh!). Atau bisa juga disendokin pakai sendok stainless dengan gagang panjang, itu juga nyaman buat yang ndulang.

4. EdukASI ke keluarga.

Untuk mencapai keberhasilan menyusui, nggak bisa usahanya cuman dari Bunda aja. Bakal berat (ala Dilan😜). Jadi perlu banget setidaknya se-visi sama suami tentang komitmen memberi ASI ke baby. Syukur-syukur kalau kakek-nenek dan bulek-paklek nya (atau siapapun yang tinggal se rumah) paham dengan kebaikan dan usaha kita dalam mengASIhi. Karena kalau mereka paham, nggak bakal ada celetukan menyakitkan yang keluar. Hati kita pun tenang, menyusui juga lancar.

Selain itu, edukASI juga si mbak atau siapapun yang nantinya membantu ndulang ASI ke baby. Soalnya, memberikan ASIP itu juga butuh ketelatenan mereka.

5. Bahagia, selalu bahagia.

Ini bagian yang pualing penting. Aku pernah membaca infografik tapi sayang banget nggak sempat aku save, jadi lupa sumbernya dari mana. Salah satu hal yang membuat ASI dan sufor itu berbeda (dan tentu saja ASI lebih unggul) adalah transfer hormon antara ibu dan anak. Itulah mengapa kadang orang zaman old bilang, wah kalau emaknya sakit atau sedih, bisa nyetrum ke anak. Itu juga mungkin yang membuat Dokter Dini langsung curiga kalau aku sempat stres saat 3 minggu pertama kehidupan Mahira.


Bahagianya seorang bunda itu sederhana kok. Cukup dibantuin nyuci pompa ASI, dipijitin, diajakin nonton film, dibelikan makanan kesukaan, dan dibantuin ngeganti popok si kecil!😍😍😍

6 komentar

  1. Pas bengkak sama lecet gak nguatiiii huhu... So much drama pas nyusui �� ternyata gak seindah poto2 mahmud2 di instagram ��
    Tapi tep kudu semangat yesss

    BalasHapus
  2. Makasij sharingnya mbk. Walaupun belum nikah, tapi aku suka baca parenting parenting gini. Hitung hitung blajar. Salam, muthihauradotcom

    BalasHapus
    Balasan
    1. sip mba semoga jadi wawasan baru yg bermanfaat ya :)

      Hapus
  3. masih jomblo, wekekeke... tapi sering juga bantuin kakak yang rempong saat menyusui :))

    BalasHapus