Bangkit dari Kegagalan, #IniSaatnya Melejitkan Bisnis ala Ibu Rumahan




Ibu rumahan yang terus berkarya. Kalimat itulah yang terus aku tanamkan pada diri yang belum berkesempatan menjajal kerja di dunia korporasi. Waktu seolah memberiku pintu untuk mengasah ide kreatif mengembangkan bisnis sambil mendidik anak-anak di rumah, aktivitas yang sungguh menantang dan mengasah mental! Ups and downs aku alami berkali-kali, bisnis mati, dan tak ketinggalan pula kondisi mendesak yang mengharuskanku memulai bisnis baru pada tahun 2019 ini.
----

Pada bulan Mei tahun 2015, aku memilih untuk berkarya di bisnis fashion hijab dan memilih sektor produsen, setelah sebelumnya telah menjajal menjadi reseller. Aku yang mudah stres kalau tidak ada aktivitas, sangat menikmati “mainan” baruku ini. Mulai dari pergi ke toko kain untuk memilih bahan, ke penjahit, melakukan quality control produk, membungkus, hingga melepasnya dengan cinta ke tangan pelanggan.

Eh eh, sebelum ngobrol lebih jauh, aku kenalkan dulu ya bisnisku ini. Namanya La Desya, bisnis fashion hijab yang lahir tahun 2014. Pada tahun 2015, La Desya resmi menjadi produsen hijab yang juga merupakan salah satu penopang hidup dan rumah tangga kecilku. Memilih peran sebagai produsen itu berat. Berat banget, malah, karena ada banyak hal yang perlu dipikirkan. Meski menjanjikan margin yang lebih besar, tapi kalau nggak jeli bisa-bisa malah bikin ripuh.

Mulanya semua aku lakukan sendiri, lama kelamaan suamiku ikut membantu jika ia ada waktu. Jangan kamu pikir aku bisa menjahit, no no no! Masukin benang ke jarum aja masih remidi! Aku mengandalkan kerjasama dengan 6 penjahit dan mencari karyawan di bagian admin. Sisanya adalah tugasku, terutama pada bagian pengembangan produk dan digital marketing. Sukar sih, tapi usaha yang kulakukan membuahkan hasil yang cukup baik: aku punya pemasukan, bisa sedikit membantu keluarga, dan anakku tetap bisa aku rawat sepenuh hati. Pengembangan produk dan promosi pun berjalan cukup lancar dan disukai pasar. Aku sempat meluncurkan produk Pashmina Instan 2in1 dan Pashmina Instan 4in1 yang (setahuku) merupakan yang pertama di Indonesia.




Bisnis rumahanku ini berjalan selama 4 tahun dan tumbang pada awal 2018 lalu. Reaksi pelangganku pun beragam. Ada yang menyayangkan karena suka dengan produk-produkku. Ada juga yang mengatakan eman-eman, karena sudah cukup berkembang. Bahkan ada yang meminta aku untuk menjual saja akun Instagram yang sempat menembus 16k followers dan kini menyusut sedikit demi sedikit.




Obrolan di atas dengan salah satu teman yang pernah berjuang bersama dalam mengembangkan bisnis, mengingatkan aku kembali pada keputusan besar di akhir 2018 untuk menutup bisnis fashion hijab yang kurintis sejak aku mengantongi gelar sarjana.


Ketika Bisnis Harus “Disuntik Mati”

Ngeri ya bahasanya? Hahaha memang begitu adanya. Bisnisku saat itu yang sedang berkembang, harus aku hentikan. Ia tidak sepenuhnya sakit, kalau pun terbatuk sedikit, masih bisa kok diberi obat. Tapi ia memang sepertinya susah menemukan jalan untuk bertahan.



Sebagaimana pebisnis lain, aku juga berkumpul dengan rekan-rekan sesama bisnis bahkan mengikuti kelas online berbayar demi mempertahankan bisnis pada era disrupsi dan digital ini. Bisnisku juga hadir di berbagai lini: Instagram, Facebook Fanspage, Line@, WhatsApp, dan Website. Aku juga menganggarkan dana bulanan untuk iklan berbayar serta mengambil langkah berani untuk mengendorse selebgram dan artis ibukota. Geliat bisnisku yang terus meninggi, membuat banyak orang kaget mengapa tiba-tiba harus berhenti.



Keputusan untuk menyuntik mati bisnis adalah salah satu lukaku di awal tahun 2018. Sebab, beberapa minggu sebelumnya, aku baru saja mengadakan flash sale tutup tahun 2017 dan terbilang lumayan sukses. Aku juga sedang meriset produk baru dan menemukan partner penjahit baru di Kota Malang.




Namun layaknya cerita, bisnisku menemui anti klimaksnya sejak aku harus ikut suami untuk pindah ke Kota Malang. Ini berarti aku harus melepas karyawanku dan mencari partner penjahit baru. Salah satu hambatan dalam mengelola bisnisku ini adalah aku yang tinggal berpindah-pindah, dari Jogja-Sidoarjo-Malang, dan kini kembali lagi ke Sidoarjo. Biaya makin besar, pelangganku pun kerap bingung kalau mau ambil di rumah atau mengecek ongkir. Perkara kedua yang membuatku makin mantap menutupnya adalah modal yang seharusnya digunakan untuk pengembangan produk, terpaksa dialirkan ke tempat lain. Aku dan suami kembali mengalami guncangan finansial di awal tahun 2018 lalu. Tekanan ini berdampak pula ke usaha kami karena keuangan milik bisnis belum sepenuhnya terpisah dari pribadi. Hh... semakin mustahil saja untuk mempertahankan bisnis.


Kenangan manis saat photoshoot di Surabaya bersama model dan admin La Desya :)

Akhirnya, setelah berkonsultasi kepadaNya, aku harus menutup La Desya sampai waktu yang tidak ditentukan. Ndak papa, semua pebisnis pasti pernah gagal, kan?


Menemui “Cinta” Lama untuk Membangun Bisnis Bersama

Belajar dari apa yang terjadi di La Desya, aku berusaha untuk tidak patah semangat dan segera menggunakan sumber daya yang telah aku miliki untuk melakukan Pivot. Kebetulan sebelum La Desya aku turn off, aku sempat membuka kembali blogku yang sudah 3 tahun lebih tidak kusentuh. Aku bersihkan perlahan sarang laba-laba di sana dan aku membeli domain bundabiya.com. Keputusan ini bukan tanpa sebab, aku memang sudah berniat untuk memonetisasi blogku. Semangat ini muncul setelah aku belajar tentang digital marketing selama menjalankan bisnis La Desya dan aku tersadar bahwa ternyata aku punya sumberdaya yang cukup sebagai langkah awalnya.

Tahun 2018 lalu aku mengetuk lagi pintu hati Si Cinta Lamaku ini, kurawat ruhnya, kupercantik fisiknya. Berharap ia mau kugandeng kembali untuk memulai bisnis baru bersama.

Aku kembali melirik blog karena modalnya sangat murah. Dalam rupiah, per tahun hanya 148 ribuan. Selebihnya, aku memerlukan laptop yang telah kumiliki, wifi kencang yang juga sudah tersedia di rumah, dan kreativitas yang terus terasah.

Setahun setelah nge-monetize blog, aku sudah bisa memetik buahnya. Selama setahun, aku melakukan kerjasama dengan beberapa brand, belajar dasar-dasar memonetisasi blog, dan sesekali mengikuti kompetisi. Hadiah terbesar yang aku peroleh adalah jalan-jalan gratis ke Turki! Yay!


Ke Turki hadiah dari ngeBlog!! :D



Strategi Melejitkan Bisnis Tahun 2019

Memperoleh starting point yang cukup baik dan mencapai target menjadi hiburan tersendiri buatku setelah mengalami kegagalan. Tahun 2019 ini aku semakin yakin dan semangat untuk melejitkan bisnis kembali.

“INI SAATNYA!” Gumamku dalam hati.
  
Aku membagi Rencana Bisnis 2019 menjadi 3 bagian. Pertama, Bunda Biya Project, yakni project website yang sedang berjalan ini. Kedua, Bunda Traveler Project yang sudah aku launch pada bulan Januari lalu. Ketiga, No Name Project, yakni perencanaan bisnis baru untuk menggantikan La Desya. Project pertama dan kedua fokus pada jasa dan sektor B2B, sementara rencana pada project ketiga fokus pada barang serta sektor B2C.




Karena aku punya target cukup besar di usia 30 nanti, sekarang aku agak ngebut. Semacam akselerasi, lah. Jadi, dalam menjalankan rencana bisnis pun, aku harus punya strategi agar bisa melejit dengan tepat sasaran, sesuai indikator pencapaian, dan tanpa mengurangi waktu mengasuh yang menjadi haknya anak-anakku di rumah. Karena bisnisku ini adalah bisnis ala ibu rumahan, semua harus dibangun sendiri.

Beberapa strategiku dalam perencanaan bisnis di tahun 2019 dan #ResolusiBisnis2019 ala ibu rumahan antara lain:

1. Menetapkan tujuan berbisnis. Tujuan ini bagai pondasi bangunan. Harus kuat dan kokoh. Jika suatu saat ada hambatan, aku tak akan cepat berhenti dan meninggalkan lapak. Cukup beristirahat dan kembali melihat tujuan awal membangun bisnis ini.

2. Mematangkan riset. Kesalahanku saat mendirikan La Desya adalah aku membuka bisnis berdasarkan apa yang aku suka, bukan apa yang dibutuhkan oleh market. Kali ini, aku tidak mau salah langkah. Aku berusaha mematangkan riset melalui akun media sosial dan membaca tren. Beberapa riset yang dilakukan oleh perusahaan digital marketing juga sangat membantuku.

3. Menentukan value atau prinsip-prinsip dalam bisnis. Buatku ini sangat penting, sebab, value yang dipegang dapat menjadi pembeda antara kita dengan bisnis lain. Selain itu, value ini nanti juga menjadi dasar untuk keperluan branding. Nilai atau value ini misalnya saja, profesionalitas kerja, keterbukaan, dan komunikasi. Kemudian aku juga cenderung tidak mengikuti lomba atau mengambil kolaborasi yang tidak sesuai niche. Hal ini karena aku menjaga kepercayaan pembaca setia blogku.

4. Menentukan produk, membuat SOP, dan indikator pencapaian. Produk apa saja yang bisa kita jual? Meskipun bergerak di bidang jasa, produk ini juga harus jelas. Misalnya saja, aku tidak menerima kolaborasi berupa content placement dengan artikel tetap. Kemudian karena aku kerja di rumah, godaan untuk bermalas-malasan dan gegoleran di kasur bersama anak itu sangat besar, Jendral! Kinerja perlu dipantau sendiri, ditentukan sendiri, dan di awasin sendiri. Caranya gimana? Bikin SOP-nya!

5. Buat progres kinerja. Ketiga project tadi aku buat masing-masing perkembangan kinerjanya. Progres ini aku petakan perminggu dan perbulan. Dengan demikian, aku bisa membuat dan memiliki to do list harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Hal ini penting untuk membagi beban pikiran, waktu, dan tenaga, agar nggak stres dan nggak terlalu tergesa.

6. ACTION! Pada project pertama, aku sedang mengembangkan beberapa channel media sosial lainnya seperti YouTube dan Facebook Fanspage. Untuk project kedua, aku sedang mempersiapkan artikel-artikel untuk konten dan mempelajari hal-hal teknis pada platform yang aku gunakan.

Sedangkan project ketiga, aku sedang mempelajari dan menentukan target market, baru akan menentukan produk. Nah, dalam hal ini, akupun memanfaatkan keberadaan market place yang juga menjadi salah satu sasaran yang aku riset, terutama untuk riset barang dan harga. Misalnya saja pada website milik Ralali.com yang merupakan B2B marketplace dan menyediakan berbagai keperluan untuk bisnis dengan harga grosir. Cucok bangau, aku yang sebagian besar waktu ada di rumah, nggak perlu kerepotan karena tinggal klik, klik, klik!



Aku nggak punya alasan lagi untuk menunda. Usiaku sudah 26 tahun dan anakku sudah dua. Meski hanya sekedar ibu rumahan, aku juga punya impian yang perlu aku tuntaskan. Buatku, opsinya adalah sekarang atau tidak sama sekali. Aku yakin, INI SAATNYA!

Ibu-ibu yang lain punya cerita juga tentang pengembangan bisnisnya? Boleh yuk kita berbagi dan ngobrol di sini! :)


Referensi:
Gambar:
Photo by Nicole Honeywill on Unsplash
Elemen grafik: freepik
Pribadi

43 komentar

  1. Sangat menginspirasi sekali mba, salam kenal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah semoga bermanfaat mba. Salam kenal :)

      Hapus
  2. Uwiiih masih muda banget euy....semangat ya bunda biya. #sambil nepok diri sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah masa si mba? Bentar lagi kepala 3 niih hihi

      Hapus
  3. Wah waaahhh, postingan Bunda Biya selalu inspiring!
    Super LOOOVEE :D
    Kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aiih jadi maluu :D semoga bermanfaat ya mbak :*

      Hapus
  4. wah, sesuatu banget ya mbak perjalanan bisnisnya.
    semoga target tahun ini dan tahun berikutnya bisa dicapai ya mbak
    aamiin :D

    BalasHapus
  5. Mbaakkkk, kamu kerennn, pernah punya bisnis sesukses itu. Aku yakin bisnis yang dikau rencanakan sekarang seperti monetise blog insyaAllah bakal sukses juga. Apalagi ada yg ngasih kemudahan seperti ralali.com ini. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yaa Rabb.. kudu terus belajar dan mengembangkan diri nih mba. Sukses juga ya mba :)

      Hapus
  6. Wah, ikutan sedih bacanya bisnis hijab yang sudah berkembang terpaksa harus berhenti dulu.

    Semangat terus dengan semua rencana bisnisnya yah mbak, semoga lancar dan sukses.

    BalasHapus
  7. Mba.. bisnis sebelumnya kenapa off jadi kepo ish.. udah keceh banget itu bisa endorse artis artis.. aku nih yang belum jalan-jalan bisnisnya.. masih hanya sekedar resolusi aja.. belum sampai aksi nyata hiks.. semoga lancar ya mba untuk niatan bisnis selanjutnya.. doakan aku semoga bisa mewujudkan resolusi bisnis aku di tahun 2019 ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. yg terbaik untuk kita berdua mba, semoga sama2 dimudahkan jalan juang bisnisnya :D

      Hapus
  8. Duh baca ini jadi malu, di usia yang masih sangat muda menurutku, mba Nabila sudah merancang bisnis yang luar biasa, apa kabar aku yang menjelang 40 tahun ini dan belum ngapa-ngapain, hehehe sukses ya bisnisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mba Rani udah keren banget ngeblognya. Fokus pada pencapaian masing2 saja mbak, kita semua sukses di jalan masing2 ��

      Hapus
  9. Semoga bisnisnya bangkit lagi. Memangnya bisnis ada naik turunnya apalagi kalau tinggalnya masih pindah2. Kudu action yang banyak biar makin mantap

    BalasHapus
  10. Saya salut banget lho bacanya. Ngebayangin bisnis yang sedang berjalan terpaksa 'disuntik mati' aja rasanya nyesek. Tetapi, Mbak Nabila sepertinya memang tangguh. Semoga project terbarunya lancar ya, Mbak. Aamiin

    BalasHapus
  11. Sukses dan semangat terus mba, akupun dulu jatuh bngun smp bbrp Kali Dan akhirny ktemu yg cocok itupn msh hrs bertahan

    BalasHapus
  12. Wah keren mbak punya fashin hijab sendiri, semoga makin berkembang ya. Aku penasaran sama pashmina instannya nih meluncur ke IGnya ah

    BalasHapus
  13. Kalo keuangan bisnis dan rumah tangga dicampur, memang jadinya ribet sendiri. Suamiku dulu gitu,keuangan dicampur. Akhirnya sekarang udah ada rekening bank sendiri untuk usahanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup betul mba, ga boleh dicampur2 emang yah

      Hapus
  14. Yah, sayang juga ya Mba, La Desya harus tutup. Tapi yang namanya bisnis memang banyak faktor yang bikin tetap berdiri atau gak. I fee you Mba. Semoga sukses dengan proyek yang baru ini yaa. Amiin :)

    BalasHapus
  15. MasyaAllah bundaBiya ini emang super kece, masih muda sudah memiliki usaha keren.
    Ayo mba membangun lagi, hehehe semangat sekarang ada juga Ralali yang membantu para pengusaha melejitkan usaha kembali ya. Meski usaha crafku juga masih kecil-kecilan aku juga mau semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin wah keren mba usaha craft! :D smoga sukses yaa

      Hapus
  16. Wah, ternyata kk maish muda bangeet, duh jadi ngiri deh, semuda itu udah berkarya banyak hal, etapi mw ngikutin jejaknya deh smga bisa ke Turki jg dari hadiah nge-blog heheh amiinn

    BalasHapus
  17. Ayoo bangkit mba. Aku nanti belaja bagaimana berbisnis dan membangun bisnis dari mba

    BalasHapus
  18. Sukses untuk resolusi bisnisnya yaa.. Insya Allah tahun ini juga aku mau mulai ngerintis bisnis ama temen. Saling mendoakan ya, mbak..

    BalasHapus
  19. Oh ini kisah lengkapnya yaa, kak..
    La Desya keren bangeett...

    Semoga project nya berjalan lancar dan kembali bangkit untuk sakses.

    BalasHapus
  20. Tahun ini aku belum punya rencana berbisnis sendiri, tahun depan mungkin, untung sekarang udah ada ralali yang membantu memudahkan pebisnis yaaa :)

    BalasHapus
  21. Ibu-ibu juga walaupun di rumah masih bisa berkarya dan produktif ya, mba. Semangat terus membangun bianis. Good luck ya.

    BalasHapus
  22. Harus pandai-pandai membidik pasar dan semangat selalu berbisnisnyaaa

    BalasHapus
  23. Semoga bisnisnya kembali melejit di 2019 ya mba. Sayang banget lho bisnis yang udah 'jadi' gini mengalami tidur lama. Sukses selalu ya mbaaaa

    BalasHapus
  24. Wah mba, aku nambah lagi nih yang komen sayang banget mba harus tutup udah sesukses itu keren loh aku za bangun usaha duh kembang kmepis mba tapi belum coba sih dunia fashion gitu semoga bisa bangkit lagi mba usahanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin semoga tahun2 ke depan bisa kubangkitin lagi mba :)

      Hapus
  25. Baca ini jadi semacam suntik semangat untuk ngeblog. semoga kelak bisa sesukses mbak, apalagi bonus jalan-jalannya bikin mupeng :)

    BalasHapus
  26. Masih muda tapi sudah berbisnis. Keren banget ini. Semoga tahun 2020 ini bisnis yang direncanakan sukses ya, Mbak. Tetap semangat juga untuk tetap ngeblog.

    BalasHapus