"Mbak, bagaimana sih peran psikolog di LightHOUSE untuk membantu kita
diet?
Begitu kira-kira pertanyaan yang aku ajukan ke Mbak Esty ketika open house LightHOUSE Surabaya bulan
lalu. Mbak Esty hanya menjawab singkat,
kemudian beliau memberi bocoran, "Tunggu ya, bulan depan kita ada workshop
ama psikolog. Bakal asik, deh!"
Dan hari yang dijanjikan itu pun datang! Tepatnya pada hari Sabtu tanggal 31 Agustus 2019 lalu, LightHOUSE kembali mengadakan workshop yang lebih fresh
karena nggak melulu ngomongin apa sih LightHOUSE dan cara diet yang benar secara teknis,
melainkan menyoal langkah awal yang penting untuk diet: mindset.
Eits, ini juga berlaku untuk banyak hal, ya. Kusarankan kamu membaca sampai
akhir karena di bawah aku memberikan tools yang berguna banget!
Para peserta workshop yang datang ontime! |
Keseruan games mengenal pola pikir thinking, sensing, feeling, dan intuiting. Tim kami unggul! :D |
Seluruh peserta workhsop. Can you point me? |
Topik Mindset yang Tidak Monoton
Jangan buru-buru menyimpulkan kalau berbicara tentang mindset adalah
topik yang membosankan. "Aah.. abstrak!" "Aah.. ya paling
gitu-gitu aja!" "Ahh.. aku paling gak bisa sih mengubah mindset!"
Kuberitahu, ya, pada workshop dengan Mbak Anindita Citra ini, ada beberapa tools
atau alat yang memudahkan kita untuk perlahan membangun mindset yang
baik. Senengnya, nih, tools ini nggak hanya berguna untuk penurunan
berat badan, tetapi bisa kita pakai untuk perihal lainnya. Untukku misalnya,
ilmu dari Mbak Anindita ini aku manfaatkan untuk menstabilkan emosi dan
berusaha memaknai ulang situasi yang buruk.
Mbak Anindita Citra, Psikolog LightHOUSE Indonesia |
Untuk kamu, bisa kamu gunakan untuk karir, hubungan dengan pasangan,
prestasi, target kerja, dan banyak hal lainnya.
Workshop dibuka dengan pembicaraan mengenai
motivasi. Aku cukup senang perkara motivasi ini tidak dibahas terlalu panjang
karena khawatir bakal membosankan. Bagaimanapun juga, motivasi terkuat itu,
kan, yang datang dari dalam diri kita, ya. Ada satu poin penting pada pembukaan
materi ini, yakni dalam hal penurunan berat badan, coba cari motivasi yang
lebih relatable. Kebanyakan orang pengen turun berat badan itu karena
kesehatan atau penampilan, tapi, relatable atau nggak?
Kadang, nggak semua orang bener-bener butuh yang namanya penampilan aduhai
dan tubuh yang sehat. Coba gali lagi, apa alasan yang lebih bisa mengikat kita?
Ada salah satu peserta yang curhat kalah dia ingin lebih langsing karena
anaknya akan menikah. Dia nggak ingin penampilannya terlihat jelek ketika pakai
kebaya. Ada pula yang ingin menurunkan berat badan karena ingin lebih sehat dan
ikhtiar usia yang panjang agar bisa membersamai anak-anaknya (aku, nih!
Hehehe).
Alat pertama untuk menggali motivasi ada ada kedua pada foto ini:
Cara pertama menggali motivasi. |
Cara kedua, kalau yang pertama masih susah nemu motivasi diet yang kuat. |
Nah, setelah kita sudah menemukan motivasi yang kuat dan nggak bisa kita
tunda lagi, selanjutnya kita bisa memvisualisasikan atau membayangkan situasi
ketika kita berhasil mencapai target. Nggak harus setiap hari, sih, tapi bisa
kita lakukan sesekali atau bahkan ilustrasi atau kalimat tersebut bisa kita
tempel di sudut kamar yang selalu kita lihat setiap harinya.
Rutinkan memvisualisasikan target atau impian kita ketika sudah berhasil diet. |
Misalnya nih ya, ada yang lagi sakit, jadi nggak bisa bekerja, nggak
maksimal menghasilkan uang, dan nggak punya pilihan lain untuk diet. Agar
dorongan internal kita makin kuat, kita bisa mencoba memberi asupan semangat
dengan melihat kita di masa depan. Pastikan, kita di masa depan akan berterima
kasih kepada kita pada masa sekarang ini
Pentingnya Memegang Kendali atas Hidup Kita Sendiri
Selanjutnya, Mbak Anindita masuk ke materi dan salah satu alat yang
membantu kita untuk mengenal diri kita dan mengambil alih "remote
control" atas hidup kita sendiri, yakni tentang Cognitive
Behavioral Therapy (CBT). Pada materi ini, dibahas cukup detail dan padat
mengenai "thought" yang melandasi perilaku dan emosi yang
terbentuk atas respon kita terhadap situasi.
Pada materi ini, Mbak Anindita memberikan contoh tentang situasi buruk
diputusin pacar. Ada Si A yang diputusin santai aja. Si B, narah-marah, nggak
terima. Nah, Si C, galau sedih berhari-hari dengerin lagu sendu melulu (lah,
ini mah kayak aku pas zaman SMA haha).
Ini gambaran singkatnya mengenai posisi "thought" dan perannya dalam perilaku dan emosi kita. |
Reaksi dari situasi tersebut bisa berbeda karena ada THOUGHT,
ada ruang berpikir yang sangat cepat dan kilat, yang bahkan mungkin kita nggak
sadar. Hal ini karena proses berpikir tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan,
nilai, lingkungan, didikan, dan banyak hal lainnya. Oleh karena itu menurutku
bener banget kalo ada yang bilang, kita adalah apa yang kita makan.
Nggak hanya makan dalam arti sebenarnya ya, tetapi juga informasi yang kita
telan serta lingkungan buruk yang kita pertahankan.
Apa aja yang mempengaruhi "thoughts" kita? Ini jawabannya! |
Thoughts yang bermacam-macam ini, datangnya bisa
dari kebiasaan atau habit yang sudah tertanam dan berulang hingga
aktivitasnya tidak kita sadari kayak refleks aja gitu. Misalnya, kalau ditawari
makanan, auto IYA. Ke rumah tetangga, auto nyari keripik! Hehehe. Yang kedua,
dari beliefs (kepercayaan) dan value (nilai yang dipegang).
Kepercayaan dan values ini bisa berasal dari agama serta didikan orang tua.
Misalnya saja yang paling umum adalah tidak boleh menyisakan makanan. Ini bisa
jadi problem, bisa juga tidak. Jadi problem kalau kita ambil makanan kebanyakan
terus nggak dihabiskan, jadi kita maksain ke perut untuk terus makan. Biar
nggak mengundang masalah lain, coba deh kita lebih mindful kalau mau
mengambil makanan. Ambil secukupnya, agar makanan benar-benar kita habiskan
tanpa sisa. Atau ada pula opsi lain, misalnya bungkus atau sharing
dengan teman, keluarga, atau bahkan dibagi ke binatang. Bisa, kan? Kalaupun
terpaksa dibuang, makanan kita tuh bermanfaat kok buat makhluk hidup lainnya,
seperti tikus, kucing, mikroorganisme, dan lain-lain.
Ketiga, proses belajar dari pengalaman. Misalnya, kita sering
melakukan pelampiasan berupa makan coklat dan makan gorengan kalau lagi stres
dan suntuk. Lama-lama kita merasa kalau aktivitas tersebut bikin tubuh rileks
dan akhirnya dilakukan terus dan jadi kebiasaan, deh!
Keempat adalah personality. Ini tentu bisa berbeda ya tiap
orangnya. Misalnya, ada yang extrovert dan introvert. Biasanya
yang extrovert cenderung nggak enakan kalau ditawari makanan dan nggak
dihabiskan. Iya, gak?
Kemudian, ada pula 4 tipe cara berpikir. Keempat tipe tersebut adalah thinking,
sensing, feeling, dan intuiting. Ini sudah pernah aku
dengar sebelumnya sih, tapi lebih umum. Kalau contohnya kali ini, khusus untuk
perihal penurunan berat badan. Keempatnya punya ciri khas masing-masing. Ayok,
sambil menebak kira-kira kamu yang mana hahaha.
Kamu yang mana?? |
Thinking mengutamakan rasionalisasi atau logic
reason. Biasanya yang dipikirkan adalah untung
rugi. Misalnya lagi ada promo makanan di aplikasi. "Rugi dong nggak ikut
pesan? Ah, beli aja. Mumpung gratis ongkir!" Seringnya dua berpikir
begitu. Akhirnya keterusan, tiap ada diskon makanan, langsung pengen berburu
melulu.
Bagaimana cara menangkalnya? Dengan menanyai si perut. Eh perut, kamu
lapar atau enggak? Kalau lapar, ya ayo kita ajak makan secukupnya. Ketika perut
sudah kasih sinyal kenyang, ya berhenti.
Sensing umumnya gampang terpicu dengan menggunakan panca indranya,
misalnya bau masakan atau bentuk makanan yang lucu-lucu dan kayaknya tuh mereka
pada teriak kepengen dimakan melulu!
Cara menangkalnya gimana? Dengan menggunakan logika. Coba berhenti
sejenak dan ajak otak berpikir serta mengingat kembali "budget
kalori" harian.
Feeling sering pakai emotional reasoning atau pakai
perasaan. Misalnya, ditawari sama tantenya ayam lodho (makanan khas
Tulungagung) dengan santan yang kimpul-kimpul gitu. Nggak enak kalau
nolak, khawatir orang lain sakit hati.
Cara nangkalnya gimana? Kita bisa tetap makan tapi ya sedikit
saja, atau bisa kita minta ke tante untuk dibungkus saja dan disimpan untuk
nanti. Ingat-ingat lagi saja, lebih nggak enak mana, menolak dengan halus atau
melihat tinbangan ke kanan terus? Hehehe.
Terakhir, intuiting. Cara berpikirnya cenderung abstrak dan
membandingkan masa lalu serta masa depan. Contoh situasinya seperti ini, lagi
ke kondangan di hotel mewah dengan catering nomor satu di kota. Hmm.. dijamin
enak semua! Kapan lagi coba bakal makan kayak gini? Akhirnya jadi impulsif dan
tidak terkontrol. Bisa-bisa, besok kalo ke kondangan yang lain, pola pikir ini
bakal keluar lagi.
Cara mencegahnya adalah dengan meyakinkan diri kalau
besok-besok bakal ada kesempatan serupa. Jadi, ambil makanannya secukupnya
saja, ya!
Mengubah pola pikir negatif dengan metode CBT
Selain tipe personality di atas, ada juga kondisi yang mungkin relatable
banget sama diri kita. Sayangnya, kondisi ini nggak baik kalau hinggap lebih
lama, baik untuk urusan penurunan berat badan maupun untuk urusan lainnya.
Misalnya untuk persoalan rumah tangga, karir, keluarga, atau bahkan cara kita
memandang diri sendiri.
Mbak Anindita memberikan beberapa contoh tipe distorted thinking
atau pikiran yang merusak dan bisa menjadi sebab gagalnya diet yang kita
lakukan. Hayo, kamu tipe yang mana?
Hm... ada yang kamu banget nggak, nih? Kalo aku kayaknya tipikal yang mind reading dan catastrophic! Hahaha. |
Emotional reasoning, umum yaa.. hehehe! |
Aku sempat mendokumentasikan penjelasan dari Mbak Anindita di video ini,
kamu bisa simak sampai selesai, ya. Durasi video sekitar 20 menit dan penuh insight
menarik! Di sini lebih banyak jenis distorted thinking yang dijelaskan oleh Mbak Anindita, selain dari foto yang aku sajikan di atas. Kamu juga bisa mendengarkan pemaparan langsung dari Mbak Anindita di video ini!
To be honest, aku juga punya masalah pola pikir
negatif. Tidak hanya dalam urusan penurunan berat badan, tetapi juga dalam hal
lainnya. Syukurlah suamiku selalu membantu menetralkan. Kadang dia heran
bagaimana aku bisa punya pikiran negatif sejauh itu.
But.. I also bring a good news! Kita bisa, kok, mengubah pola pikir itu.
Ada caranya, coba isi dulu kalimat di foto ini, yakni:
1. What happen?
2. What do you feel?
3. What do you think?
4. Is it a distorted thinking?
5. What is another way of looking at this?
1. What happen?
2. What do you feel?
3. What do you think?
4. Is it a distorted thinking?
5. What is another way of looking at this?
Pertanyaan-pertanyaan di atas membantu kita mengurai apa yang terjadi, apa
yang kita pikirkan, apa reaksi yang kita lakukan dan membantu kita untuk
menginternalisasikan kalimat-kalimat baru yang lebih sehat untuk pikiran kita
agar kita bisa mencapai tujuan dalam hal ini, penurunan berat badan
misalnya.
Nah, gimana, apakah niat untuk menurunkan berat badan sudah mulai muncul
kembali? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar, yuk, tentang bagaimana kamu
berhasil mengatur pikiran untuk diet!
Ubah mindset kita tentang makanan tuh memang penting. Dulu mikir banyak makan biar kenyang. Sekarang sih makan secukupnya, jangan lapar mata. Jadi semangat buat diet lagi
BalasHapusWah, shiyaaaappp!
BalasHapusAku juga mau semangat diet nih sist :D
--bukanbocahbiasa(dot)com--
bener banget tentang ubah mindset. selain itu paling ganggu adalah lapar mata dan mulut, hahaha..
BalasHapusAku nih lagi mulai belajar sayang sama bentuk badan dulu, baru nanti pelan2 mengubah semuanya biar bisa bagus lagi pola makan
Waah..baru ini nih aku baca menurunkan BB via perubahan mindset. TFS y mbaa...sangat mencerahkan!
BalasHapusWahhh keren banget nih pembahasannya. Aku baru tau ternyata bisa juga ya dimulai dari mindset. Jadi mau mencoba mengubah mindset supaya bisa diet dengan cara yang benar :)
BalasHapusAku fokus pada pegang kendali atas hidup kita, bener banget ini.
BalasHapusKita sepenuhnya bisa atur diri kita, mau seperti apa.
Mau sehat atau nggak sehat
Tulisannya menarik dan bernas banget. Aku sampai bikin catatan waktu baca dan nonton videonya. Ini karena aku juga menghadapi masalah berat badan yang tak kunjung turun padahal sudah diet macam-macam cara. Bukannya turun itu timbangan, malah makin naik. Mau coba cara mengubah mindset dulu nih. Mungkin memang dari pikiranlah yang membuat segala cara diet belum berhasil ya.
BalasHapusAku banget inih. Kadang suka sayang sayang kalau ada diskonan. Eh malah jadinya kalap. Huhuhu...kayanya memang perlu menguatkan niat dan perbaiki mindset yaaa
BalasHapusIni distorted thinking semuanya ada di saya hahaha. Ya, walaupun gak berbarengan. Memang butuh pikiran yang santai buat saya untuk menghindari pikiran seperti itu
BalasHapusAku slh satu org yang nggak mikir soal badan membahenol atau nggak. Suami juga selow aja. Terserah daku aja. Krn hal inilah aku pun sering lupa diri, makaaannnnn melulu. Namun belakangan aku mulai belajar menggunakan rem cakram yanh ada dipikiran, demi berat badan turun, bukan karena ingin tampil langsing seksi melainkan demi hidup lebih sehat
BalasHapusDetail sekali penjelasannya. Terimakasih ya ilmunya. Iya kadang di tempat saya kembalikan nya sebelum lapar udah makan dan itu berhenti bukan pas kenyang tapi pas enggak ada lagi yg bisa dimakan
BalasHapusJadi harus diubah dulu pola pikirnya menjadi positif ya, bagus juga ini alatnya ya gak cuma bisa dipakai untuk diet aja tapi berbagai hal bisa dipraktikan. Kadang kita dapat signal lapar palsu, yang sesungguhunya gak perlu makan apalagi belum jam makan ya, coba untuk minum biasanya rasa laparpun hilang sih
BalasHapusKonon pikiran adalah tangan tangan yang mewujudkan sesuatu menjadi nyata. Jadi dengan mindset ini kita bisa diet ya. Kebetulan aku ga diet, tapi bisa kuinfikan ke iparku nih. Makasih infonya mba
BalasHapusKalau aku susah naik berat badan tuh.. tp akhir2 ini malah mulai menanjak naik..naik dikit lgs jelita chubby..duh..jd pengen turun lg.. eh jd curcol ya..hahah
BalasHapusSepakat banget kalau memang mindeset kita berperan penting banget. Satu sisi kadang aku tuh denger bau masakan aja perut juga udah memberontak pengen makan :D
BalasHapusAku malu banget nih baca ini secara resolusi dari tahun ke tahun itu menurunkan berat badan tapi sampai saat ini belum juga hahaa. Btw ternyata lewat pikiran juga bisa membantu menurunkan berat badan ya.
BalasHapusWaaa cocok nih buat aku. Aku dah nyerah dg berbagai cara diet gagal terus. Paling lama cuma tahan 2 minggu ngejalanin diet.
BalasHapusCara diet yang bagus nih. Suka miris dg teman2 yg memamerkan cara diet yg menyiksa diri. Padahal bahaya jika tubuh dijadikan eksperimen yg ekstrim.
BalasHapusanti mainstream ini cara dietnya Mba, bisa diet cuma dengan modal fikiran. Enaknya sih, bisa diterapkan dan dilakukan banyak orang, jd makin banyak org dengan berat badan ideal :)
BalasHapusiyes kak, badan ini milik kita, jadi kita lah yang megang kuasa penuh atas diri ini. diet mah kecil asal kita nya mau, hehehe
BalasHapusduh ngomongin diet, jadi inget akhir akhir ini tu suka lupa kalo makan terus dan terus huhu,
BalasHapusKeren tulisannya, lengkap bangeeet. Baca-baca tentang diet Lighthouse ini bikin aku manggut2. Huhuhu.. aku nih, niat diet gak pernah konsisten. Semangat di awal, ke sananya melempem. Huhuhuhu... kudu dibimbing Lihghthouse kayaknya baru bener. :D
BalasHapusit is ALL in our mind yaaa mbaaa. Aku sih yang penting bias hidup lebih sehat dan sehat teruuus intinya
BalasHapusIyes setuju banget, kalo mind set itu ngaruh banget untuk memulai diet. Jadi ingat aku pernah ikut diet dan berhasil karena mindset nya udah dibentuk oleh konsultan ku sebelumnya
BalasHapusSejatinya hal yang paling sulit memang mengingatkan diri sendiri. Sama dengan ketika ingin diet tapi hobi jajan melulu. Mindset memang harus terus diaktifkan. Ingatkan... ingatkan... ingatkan terus diri kita saat kita tau itu salah. Ini sungguh tak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin kan.
BalasHapusDiet dengan mengendalikan pikiran dan semua akan dilakukan mbak. Artikelnya lengkap dan bahasannya juga sederhana, mulai tetapkan komitmen dan mengendalikan pikiran. Fix laksanakan :)
BalasHapusIni acaranya rutin yaa, kak..?
BalasHapusRasanya seneng banget bisa dapet insight baru seputar diet ini...Jadi berasa banget deep-learning.
Gak asal diet yang berarti pantang makan ini dan itu...
Wah... Ndaging banget ini workshopnya.. Aku nih, tipe yang kalo stres larinya ke makan. Harus ubah mindset berarti. Thanks Mbak..
BalasHapusDuh aku harusnya ikutan acara ini ya. Aku tuh udah lelah dengan diet. Udah coba pola diet segala macam tapi gak ada yang berhasil wkwk
BalasHapusBuat yang lagi menjalankan diet, penting banget ini ilmunya
BalasHapusnggak diet juga ga masalah, aku yang baca jadi ngerti hahahah
aku udah kurus kalo diet tambah kurus. Keren banyak ilmu ya acar ini mba
Senangnya Mba bisa ikutan ini
BalasHapusSemacam ada motivasi untuk menjalani hidup tanpa drama ya
Bahkan bisa memegang kendali atas diri kita sendiri dibanding orang lain yang mengombang-ambingkan diri kita
terimakasih ya mba untuk sharingnya, memang betul untuk diet haru dimulai dari niatnya apa, targetnya juga
BalasHapusPikiran itu ngaruh banget, sih, menurutku. Aku juga merasa ngalamin bahwa diet terbaik dimulai dari pikiran positif, terutama tentang penerimaan.
BalasHapusPenasaran pengen belajar metode cbt nie soalnya unik banget ini ilmunya dan baru banget untuk saya
BalasHapus