Kiat Berobat Selama Pandemi Masih Melekat



"Ndhuk, bisa minta tolong carikan obatnya ibuk di kulkas, Ibu sakit lagi."

Mendengar permintaan beliau, aku bergegas membuka kulkas dan aku tak menemukan obat yang Ibu maksud. Obat yang biasa ibu konsumsi sudah habis. Dalam kondisi ginjal yang nyeri, Ibu biasa mengonsumsi obat oral, namun jika sudah parah, beliau harus memasukkan obat dari dubur. Biasanya, Ibu selalu nyetok obat tersebut di kulkas, tetapi, ternyata beliau lupa bahwa obatnya sudah habis.

Ibu kemudian memintaku untuk segera membelinya. Aku masih mengenakan mukena pasca shalat subuh. Aku sungguh bingung harus berbuat apa, saat itu masih subuh, bayiku pun bisa terbangun sewaktu-waktu. Ini kondisi pandemi pula. Akhirnya, aku putuskan untuk terlebih dahulu menelepon apotek terdekat dan bertanya apakah mereka memiliki obat yang aku cari. Rencananya, aku akan membayarnya melalui transfer dan memesan ojol untuk mengambil dan mengantarkan obat padaku.

Rencana itu rupanya tidak dapat berjalan mulus. Sayang sekali, menurut apoteker, obat ini harus dengan resep dokter, sebab, Ibu sakit ginjal. Meskipun sudah aku sebutkan bahwa sakit ibu “hanya” batu ginjal, apoteker tetap tidak mau menjualnya secara langsung kepadaku.

Haduh, subuh-subuh begini, mana ada dokter buka? Lagipula Ibu mana mau kubawa ke dokter?! Ibu tipikal orang tua yang tidak suka ke dokter. Bagi Ibu, ke dokter itu ribet dan useless. Selama bisa diobati sendiri, ya beliau akan memilih jalan tersebut. Kalau sudah begini, aku yang pusing. Kan, aku bukan dokter, bagaimana aku bisa tahu obat yang dikonsumsi ibu itu aman?

Nyaris saja aku kehabisan akal. Aku kemudian teringat beberapa hari sebelumnya, aku baru mengantarkan adik sepupuku membeli obat untuk nyeri kandung kemihnya. Ketika aku iseng bertanya dia ke dokter mana, jawabannya: Halodoc

Adik sepupuku, Ibuku, dan Aku.



Dokter Andalan untuk Kebutuhan Dadakan

Aku pun langsung menginstal Halodoc. Baru aku ingat, aku sudah pernah melakukan konsultasi dengan dr. Rizal Altway, dokter spesialis anak langganan anakku dan ternyata riwayat periksanya masuk ke Halodoc. 

Tak kuduga, ada beberapa dokter yang masih aktif pada pagi buta ini. Aku sempat bingung mau bertanya ke dokter yang mana, akhirnya terlebih dahulu aku mencari riwayat beliau satu per satu di Google agar aku mendapatkan dokter yang sekiranya bisa memahami masalah batu ginjal Ibuku.

Akhirnya, aku mantap dengan Dokter Celi. Pilihanku tidak salah, beliau sangat ramah. Aku menceritakan kondisi Ibuku dan langsung bertanya tentang kaltrofen, obat yang diminta oleh Ibu. Apakah obat tersebut aman untuk dikonsumsi? Apakah perlu resep dokter?
Sebelum memberi advice, beliau menanyakan dulu beberapa kondisi umum dan obat-obatan yang Ibu konsumsi saat sakit ini. Barulah beliau memberi tahu bahwa obat tersebut aman dikonsumsi oleh Ibu saya meski tanpa resep dokter. Lega sekali hatiku membacanya.

Dokter Celi menawarkan diri untuk meresepkan obat yang aku tanyakan. Sebetulnya, aku berkeinginan untuk membeli sendiri, karena aku belum pernah memesan obat dari Halodoc. Tetapi, setelah aku pikir-pikir lagi, ini masih subuh banget, belum ada jam 5 pagi. Sudah begitu, ini sedang pandemi. Keluar, apalagi ke apotek, harus mengenakan jaket, masker, sarung tangan, dan lain-lain. Akhirnya aku mengiyakan tawaran Dokter Celi. Lagipula, aku khawatir nanti akan diminta resep lagi saat di apotek. Kalau sudah dari Halodoc begini kan bisa sekalian diurus.




Beliau meresepkan obat dan memberiku panduan pemesanan. Wah, sungguh tak kuduga, ternyata guampang banget! Ini karena pembayaran dan pengantaran langsung terkoneksi dengan Gojek dalam fitur Go-Med.

Syukurlah, aku mendapat driver dengan cepat dan obat bisa sampai di rumah pada pukul 05.30. Alhamdulillah.. aku langsung membeli 3 biji agar bisa ibu gunakan di Sidoarjo dan dibawa ke Lumajang, karena ibu sering mondar-mandir ke dua kota tersebut.

Dokter Celi mengakhiri sesi dan tak lupa aku berterima kasih padanya. Senang sekali masalah genting pada pagi hari itu bisa dengan cepat teratasi. Dokter Celi, Halodoc, dan driver Gojek bertindak bagai malaikat subuh buatku! Hehe.

Pada akhir percakapan, Dokter Celi memberi pesan agar kami selalu menjaga kesehatan dan terhindar dari covid-19. Saat membaca pesan dari beliau itulah baru kusadari bahwa saat pandemi seperti ini, konsultasi online amat sangat dibutuhkan.


Saling Terbuka dengan Kondisi Kesehatan Keluarga

Pandemi ini membuatku memiliki agenda penting yakni menjaga kesehatan orang serumah. Di rumah, kami tinggal ber 10, terkadang ber-8 jika ayah dan ibuku ke Lumajang. Kalau ada satu yang sakit cepat sekali menular ke yang lain. Untuk itu kami harus sangat menjaga kesehatan karena interaksi kami cukup intens di rumah ini.

Target saya adalah tidak ada satupun orang yang sakit di rumah. Nyatanya, hal ini mustahil. Ibu saya sakit, adik sepupuku sempat sakit, ayah dan suamiku juga sempat batuk dan flu. Sungguh aku khawatir sekali, sebab, ayahku pun masih sering dinas ke luar kota dan bertemu orang banyak. Kondisi seperti ini susah kami hindari. Buatku, yang terpenting adalah semua orang di rumah jujur dan terbuka dengan kondisi kesehatan dan dengan siapa saja mereka berinteraksi. Tak lupa, semua orang di rumah aku bekali APD yang cukup untuk aktivitas sehari-hari.

Syukurlah, beberapa hari lalu ayah mengikuti rapid test dan dinyatakan negatif. Kendati begitu, kita tahu akurasi rapid test ini sangat rendah apabila dibandingkan dengan covid test yang lain seperti PCR. Oleh karena itu, Ayah tetap aku minta untuk jaga kesehatan dan memakai masker kemanapun.

Sebetulnya, beberapa pekan lalu Halodoc juga mengadakan rapid test di dekat rumah bekerjasama dengan RS Mitra Keluarga. Namun, saya dan suami kebetulan tidak bisa mengikuti karena kami telat mengetahui infonya. Ah, mudah mudahan akan ada lagi, sebab, rapid test Halodoc ini memakai sistem drive thru, jadi mengurangi potensi penularan dengan membentuk kerumunan.

Kalau kamu, apa ada pengalaman periksa di Halodoc selama pandemi? Ceritakan di komentar, yuk! 

12 komentar

  1. halodoc ini memang dibutuhkan banget dan bisa diandalkan
    aku pernah tanya tentang obat lansoprazol soalnya aku penderita GERD apa boleh beli di apotek
    alhamdulillah boleh dan diberi yang dosis tertentu

    pandemi ini juga membuat kita tetap bisa menjaga kesehatan ya mbak meski cukup sulit
    semoga ibunya segera diberi kesembuhan
    amin...

    BalasHapus
  2. Masya Allah tertangani dengan baik via Halodoc ya. Gak tahu ya kalo di kota Makassar bisa atau tidak.

    BalasHapus
  3. wah, ternyata pagi buta udah bisa konsul dengan dokter di halodoc ya mba.. terbaik memang. konsul, dapet resep obat plus obatnya diantar pula. jaman sekarang semuanya jadi mudah yaa..

    BalasHapus
  4. Mba, itu pengirimannya dg gojek biasa y mba? Atau yg sdh diapdet? Menarik juga ya dg cara ini, praktis.

    BalasHapus
  5. Halodoc di masa pandemi ini sangat membantu sekali untuk urusan kesehatan, mulai konsul dan pesan obat ya. Ga perlu antri lama lagi di rumah sakit.

    BalasHapus
  6. Saat orang-orang bingung Halodoc memberikan solusi terbaik untuk melayani kesehatan masyarakat salah satunya test Covid ya mbak.

    BalasHapus
  7. Masih subuh tapi tetap ada dokter yang aktif untuk konsultasi. Padahal, kayaknya dokter biasanya udah sibuk. Berasa punya dokter keluarga yang bisa dihubungi kapan pun, ya.

    BalasHapus
  8. Syafakillahu untuk Ibunda...
    Semoga diberi kesehatan yang sempurna.

    Alhamdulillah,
    Ada Halodoc yang membantu di saat-saat pandemi begini yaa..

    BalasHapus
  9. During this pandemic, you can definitely try the virtual doctor or you can go to the hospital with a very strict help Raka haul

    BalasHapus
  10. Terbantu banget ya dengan halodoc ini apalagi kondisi pandemi gini ya mba jadi takut kalau ke rumkit hehehe..

    BalasHapus
  11. aku kemarin terbantu banget juga mba nabil saat tiba2 harus tes rapid.. untung ada halodoc buat janji dan langsung pulang, hasilnya nunggu dirumah aj..

    BalasHapus
  12. stay safe and stay healthy everyone :D

    BalasHapus