The Danish Way of Parenting: Sebuah Alternatif Cerdas Bagi Pengasuhan Masa Kini


pola pengasuhan kekinian, jenis pola pengasuhan, pola pengasuhan ala denmark, negara paling bahagia, mengasuh ala denmark, parenting ala denmark, cara pengasuhan denmark, metode pengasuhan denmark

Pernah nggak baca buku trus termehek-mehek (duh, ketauan ya aku ini anak generasi apa) ama isinya? Abis baca, nangis. Ambil nafas. Baca lagi, terharu. Ambil nafas. Gitu terus sampe selesai. Biasanya kalo baca sambil agak drama kayak gitu sih baca novel ya.. Lha aku endak, lho. Ini baca buku parenting! P-A-R-E-N-T-I-N-G! Buku pengasuhan tapi bisa bikin aku tersentuh, mikir, dan hanyut terbawa masa lalu. Jadi inget kata mbak Dee, kalau buku non-fiksi tapi membuat si pembaca merasakan emosi yang teraduk-aduk bagai baca buku fiksi, bukunya pasti bagus!

Nah, aku kenalin buku parenting yang menurutku wajib dibaca sama orang tua zaman now, yang mau nge-break-down pola pengasuhannya, yang mau belajar demi anak-anaknya. Buku ini judulnya The Danish Way of Parenting dan ditulis oleh Jessica Joelle Alexander bersama Iben Dissing Sandahl. Buku ini baru yes, aku dapet cetakan pertama bulan April tahun 2018. Isinya kira-kira sekitar 180 halaman dan diterbitkan oleh penerbit mayor ternama Penerbit B First (Bentang Pustaka). Buku ini merupakan buku terjemahan dari buku dengan judul dan penulis yang sama, hanya saja buku aslinya sudah diterbitkan tahun 2016 oleh penerbit TarcherPerigee.
pola pengasuhan kekinian, jenis pola pengasuhan, pola pengasuhan ala denmark, negara paling bahagia, mengasuh ala denmark, parenting ala denmark, cara pengasuhan denmark, metode pengasuhan denmark

Kenapa Belajar dari Denmark?

Karena murah! Kita bisa belajar dari buku ini saja, tanpa harus jauh-jauh belajar ke Denmark! Hehehe. Gini, ku beri tahu, Denmark itu adalah negara kecil di bagian utara Eropa yang terkenal dengan berbagai dongeng dan menjadi negara pembuat mainan Lego. Denmark hampir selalu terpilih menjadi negara dengan rakyat yang paling bahagia oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) setiap tahunnya sejak tahun 1973. Bayangin, berarti sudah lebih dari 40 tahun orang Denmark secara konsisten terpilih menjadi orang paling bahagia di dunia! Coba lihat ranking dari World Happiness Rank ini, sejak tahun 2015 sampai tahun 2017, Denmark selalu berada di 5 besar. Amerika Serikat yang punya semboyan “The Pursuit of Happiness” pada proklamasi kemerdekaannya dan punya buanyak buku self help bahkan tidak ada di urutan 10 teratas.
pola pengasuhan kekinian, jenis pola pengasuhan, pola pengasuhan ala denmark, negara paling bahagia, mengasuh ala denmark, parenting ala denmark, cara pengasuhan denmark, metode pengasuhan denmark


Indonesia urutan berapa? Hehehe. 96. Gapapa lah, masih dapet 100 besar to. Tapi sebagai negara yang urutan kebahagiaannya agak buncit, kenapa kita ndak belajar dari Denmark ini? Apa rahasianya? Apa warisan turun temurunnya? Apa karena sistem sosial, rumah, atau pemerintahan? Endak juga. Karena pajak disana tinggi, yah kebanyakan pajak di negara maju emang tinggi. Lalu karena apa?

Jawabannya adalah pola pengasuhan. Orang Denmark memiliki filosofi dalam gaya pengasuhan yang diwariskan secara turun temurun. Metode parenting Denmark yang terus berulang ini menghasilkan anak-anak yang tangguh, yang stabil emosinya, dan dari anak yang bahagia ini kemudian lahir pula ketegasan saat dewasa, keteguhan emosi, dan bisa ditebak, mereka mewariskan gaya pengasuhan yang baik ini kepada anak-anak mereka sendiri. Setelah aku baca, banyak hal memang cukup berbeda dengan pola pengasuhan di Indonesia. Beberapa poin, sebetulnya sudah mulai disosialisasikan dan dikembangkan oleh pemerintah serta pemerhati pendidikan. Tapi, belum banyak yang menerapkan. Paling hanya para orang tua yang mau melek informasi dan mau belajar.


Pembawaan Alami Memengaruhi Pola Pengasuhan

Memang tidak ada yang namanya cara yang benar , at least yang betul-betul benar dalam mengasuh anak. Sebab, gaya mengasuh anak itu sangat subyektif. Orang-orang muslim akan mengatakan, cara yang paling benar adalah mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah kemudian beberapa dari mereka membuat satu-dua buku dengan metode tersendiri. Pun dalam agama lain, sudah pasti punya gaya pengasuhan yang berbeda. Belum lagi gaya pengasuhan yang diwariskan di negara masing-masing, atau bahkan di kota masing-masing dengan ciri khas budaya yang pasti berbeda. Sudah pasti menghasilkan gaya pengasuhan yang berbeda pula.

Tapi.... ada garis besar kesamaan yang tidak bisa kita tolak saat ini: era global dan karakter alami anak-anak. Siapapun, dimanapun, dengan latar belakang apapun, anak-anak kita tidak akan pernah luput dari pengaruh era global yang bisa dengan mudah mengubah perilaku anak-anak kita. Kalau pondasi melalui pengasuhan yang kita terapkan sangat lemah, bisa dibayangkan to jarak antara orang tua dan anak akan makin lebar. Sehingga sangat perlu bagi kita untuk melepas kacamata sebentar sambil tanya sama diri sendiri: sudah tepatkah caraku mengasuh anak-anak? Apa hasil dari gaya pengasuhan yang aku terapkan pada mereka? Coba kita lihat lebih dekat lagi, apa reaksi anak-anak dari gaya pengasuhan yang kita terapkan.

Semoga kita sebagai orang tua endak lupa ya, bahwa mengasuh anak adalah sebuah kata kerja, sebagaimana mencintai. Perlu usaha dan kerja untuk memberikan hal yang positif. Perlu kesadaran yang terus kita libatkan agar menjadi orang tua yang baik. Sadar atau tidak, kebanyakan pola pengasuhan kita berasal dari pembawaan alami yang diturunkan oleh orang tua. Kayaknya udah mendarah daging dan udah ter-instal ke dalam otak dan tubuh kita. Pembawaan dan warisan ini, kelak akan menjadi cara kita untuk mengasuh anak. Orang yang dulunya dididik keras, cenderung keras kepada anaknya. Orang yang dulunya dikelilingi oleh kalimat-kalimat negatif dan cemoohan, cenderung mudah stres dan kurang bisa memahami emosinya, apalagi memahami emosi anak-anaknya. Orang yang dididik menjadi matre, juga kelak begitu ke anak-anaknya. Hanya sebagian saja yang mau memotong mata rantai dengan cara berpikir ulang, merefleksikan, kembali memelajari serta memahami “setelan bawaan”nya ini.

Buku ini akan membantu kita untuk lebih sadar sebagai orang tua, sadar akan tindakan, keputusan, bahkan ucapan-ucapan kita untuk menjadi orang tua yang lebih baik dan mampu menciptakan energi positif dan pondasi yang tepat untuk anak-anak. Kita diajak untuk menciptakan warisan yang lebih baik untuk anak-anak, dan mungkin untuk cucu kita kelak.

Jujur saja, aku termasuk orang yang berpikir ulang tentang bawaan alami yang aku miliki. Ada beberapa pengalaman buruk di masa kecil, kurang intim dengan orang tua, bullying, labelling, penuh pemaknaan negatif, direndahkan, dan lain sebagainya, membuat aku kembali trenyuh saat membaca halaman demi halaman pada buku ini. Kadang aku kaget dan tersadar, oiya, ada sifat tertentu dalam diriku yang terbentuk dari apa yang terjadi di masa lalu. Misalnya, pengelolaan emosi, kemampuan untuk memaknai ulang, itu dua hal yang sangat lemah di aku. Pernah suatu ketika aku tidak mampu menahan stres, karena persoalan yang sebetulnya bisa kok dimaknai ulang, tapi yah... kadung gak bisa mengelola emosi. Akhirnya Mahira pun kena getahnya juga. Saat itu aku bener-bener nyesel  banget dan jadi salah satu titik pemicu untuk “meletakkan kacamata” dan memahami diri, agar bisa membantu anak-anak memahami dirinya.
pola pengasuhan kekinian, jenis pola pengasuhan, pola pengasuhan ala denmark, negara paling bahagia, mengasuh ala denmark, parenting ala denmark, cara pengasuhan denmark, metode pengasuhan denmark


Memaknai kembali P-A-R-E-N-T

Buku ini membuat singkatan yang mudah diingat tentang prinsip dan gaya pengasuhan ala orang Denmark. Kesemua prinsipnya disingkat P-A-R-E-N-T yang artinya ada di bawah ini PLUS aku sisipkan juga quotes favoritku pada tiap babnya:

Play – tentang bagaimana bermain justru menciptakan orang dewasa yang lebih bahagia, mudah beradaptasi, dan tangguh.
Quote favorit:
“Bermain mengajari mereka ketangguhan. Dan, ketangguhan sudah terbukti menjadi satu dari faktor paling penting dalam memprediksi kesuksesan pada orang dewasa. Kemampuan untuk bouce back, mengelola emosi, dan menghadapi stres adalah kunci untuk hidup sehat pada orang dewasa” – halaman 12
“Ketangguhan bukan diperoleh dengan menghindari stres, melainkan dengan belajar bagaimana menjinakkan dan menguasainya. Apakah kita merampas kemampuan anak-anak untuk mengatur stres dengan tidak memperbolehkan mereka bermain dengan cukup? – halaman 19-20.
“Semakin banyak bermain, mereka akan semakin tangguh dan mahir dalam pergaulan.” – halaman 24.

Authenticity – tentang mengapa kejujuran mampu menciptakan citra diri yang lebih kuat. Juga tentang pujian (yang cukup) bisa digunakan untuk membentuk pola pikir yang bertumbuh daripada kaku, dan akan membuat anak lebih tangguh.
Quotes favorit:
“Bagi orang Denmark, kenyataan dimulai dengan sebuah pemaknaan dari emosi kita sendiri. Jika kita mengajari anak-anak untuk mengenali dan menerima perasaan sesungguhnya yang mereka miliki, baik maupun buruk, dan bertingkah dengan cara yang konsisten sesuai nilai-nilai, tantangan ataupun jalan berbatu dalam kehidupan tidak akan menjatuhkan mereka.” – halaman 34.
“Anak-anak dengan pola pikir yang berkembang (growth mindset) akan berlaku sebaliknya, cenderung peduli pada pembelajaran. Mereka didorong untuk fokus pada usaha daripada kecerdasan.” – halaman 39.

Reframing – tentang mengapa reframing (memaknai ulang) bisa mengubah hidup kita sebagai orang tua dan anak-anak kita menjadi lebih baik.
Quotes favorit:
“Dengan memaknai ulang apa yang kita katakan menjadi sesuatu yang lebih suportif dan lebih tidak definitif, kita sesungguhnya mengubah cara dalam merasakan sesuatu.” – halaman 56.
“Cobalah mengeksternalkan bahasa. Pisahkan tindakan dari orangnya. Daripada mengatakan dia pemalas atau dia agresif, cobalah melihatnya sebagai isu eksternal dan bukan bawaan. Mengatakan dia terpengaruh oleh rasa malas dan dia terjebak oleh momen agresif sangat berbeda dari melabeli mereka sebagai mereka memang seperti itu,” – halaman 71

Emphaty – tentang pemberian pemahaman, menyatukan, dan mengajarkan empati sangat penting dalam menciptakan anak dan orang dewasa yang lebih bahagia.
Quotes favorit:
“Empati bukanlah kemewahan untuk umat manusia, melainkan keharusan. Kita bertahan bukan karena kita mempunyai cakar dan bukan karena kita mempunyai traing yang besar. Kita bertahan karena kita bisa berkomunikasi dan berkolaborasi.” – halaman 82
“Salah satu pilar dalam cara Denmark untuk mengajarkan empati adalah tidak menghakimi.” – halaman 92.

No Ultimatums – tentang mengapa menghindari penggunaan kekuatan dan menggunakan pendekatan pola pengasuhan yang lebih demokratis mampu mendorong terciptanya kepercayaan, ketangguhan, dan anak-anak yang lebih bahagia.
Quotes favorit:
“Orang tua yang menabok bisanya hanya melanjutkan dari pembawaan alami mereka berdasarkan cara mereka dibesarkan, yang biasanya cukup melibatkan fisik.” – halaman 98.
“Ingat, bukan anaknya yang buruk, melainkan tindakannya yang buruk.” – halaman 107.

Togetherness dan Hygge (kenyamanan) – tentang mengapa hubungan sosial yang kuat menjadi salah satu faktor kebahagiaan secara keseluruhan. Menciptakan kenyamanan, juga bisa membantu kita memberikan warisan berharga ini kepada anak.
Quote favorit:
“Ini adalah tentang memilih untuk menikmati momen yang paling penting dan berharga dari hidup kita –momen bersama anak-anak, keluarga, dan teman-teman serta menghormatinya sebagai sesuatu yang penting.” – halaman 134.

Salah satu hal yang sangat aku suka dari buku ini adalah berbasis riset. Pada halaman belakang, bunda bisa melihat referensi per-bab yang digunakan dalam buku ini. Berbasis riset itu sama saja buku ini bisa dipertanggungjawabkan isinya plus sudah pasti menunjukkan kualitas dari buku The Danish Way of Parenting ini. Selain itu ada beberapa ilustrasi dan kalimat yang di highlight, juga pada tiap bab terdapat tips yang sangat efektif dan bisa dipraktikkan di keluarga. Secara keseluruhan, membaca buku ini nggak bikin pusing. Penataan font nya pas dan juga tidak tebal. Ringan tapi berisi. Pas banget lah kalau dibaca emak-emak sambil ngeloni anaknya hehehe!


GIVEAWAY ALERT!

Nah, aku dan Bentang Pustaka mau bagi-bagi dua buku The Danish Way of Parenting ini GRATIS TIS TIS buat 2 orang pemenang yang memenuhi syarat. Baca baik-baik ya ketentuannya:

1. Posting artikel tentang pengalaman parenting dan dikaitkan dengan harapannya dari buku The Danish Way of Parenting.
2. Sertakan keyword dan backlink:
metode parenting Denmark (backlink ke www.bentangpustaka.com)
- parenting blogger Indonesia (backlink ke www.bundabiya.com)
3. Komen “sudah posting di blablabla.com” pada kolom komen di bawah ini untuk temen-temen yang sudah nge-post dengan syarat di atas. Mohon tanpa link hidup ya, tulis saja nama websitenya misal “sudah posting di bundabiya.com
4. Follow akun instagram @BentangKids dan @NabillaDP

Ku tunggu sampai tanggal 31 Juli jam 16.00 ya! Tulisan akan diseleksi langsung oleh Bentang Pustaka dan pengumumannya insya Allah di tanggal 1 Agustus :)




---

Artikel ini merupakan artikel dengan kategori berbayar / sponsored post, kolaborasi antara www.bundabiya.com dengan PT Bentang Pustaka.

22 komentar

  1. Masya Allah, tersentuh banget saat baca ini:

    "... bahwa mengasuh anak adalah sebuah kata kerja, sebagaimana mencintai.



    Perlu usaha dan kerja untuk memberikan hal yang positif!

    Perlu kesadaran yang terus kita libatkan agar menjadi orang tua yang baik!"


    Aku juga baru tahu bahwa ada pemilihan negara dengan rakyat yang paling bahagia.
    Kira-kira kuisionernya kayak apa ya...?

    Dan Denmark telah 40 tahun meraih predikat itu, subhanallah...
    Padahal pajak di sana tinggi ya.

    Berarti sekali lagi terbukti, bahwa bahagia tidak berkaitan dengan 'materi'!
    Senangnya bisa mengkonfirmasi hal ini melalui tulisan ini.

    Terima kasih telah menginspirasi...

    BalasHapus
  2. alhamdulillah mba, semoga ada manfaatnya dari tulisan ini ya :D yuk ikut giveawaynya mbaa :) untuk surveynya, kayaknya di website world happiness rank ada indikatornya gitu mba.

    BalasHapus
  3. Sumpah, sudah lupa buku apa yang bikin termehek-mehek, saking lamanya gak pernah baca buku dengan fokus lagi kayaknya hahaha.

    Jadi pengen ikutan giveaway nya, atur napas dulu biar ada celah buat nulis tema yang lumayan berat ini hahaha.
    Kalau udah ikutan, boleh komen lagi ya mbaa hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahaha aku siap mba, aku tunggu tulisannya :D ga ada minimal katanya kok mba hihi

      Hapus
  4. Wah pengen bukunya. Semoga saya bisa ikutan give awaynya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk mba Antung ikutaan.. masih sampai tanggal 31 Juli kok 😊

      Hapus
  5. Aku pengen banget punya bukunya, udh tertarik sejak pertama liat di IGnya Bentang.
    Pengen ikut giveawaynya tapi belum punya pengalaman parenting, heu... Cuma lg pengen belajar Krn bentar lg punya anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak papa mba Euis, coba aja ikutan. Misal cerita pengalaman persiapan parentingnya dikaitkan dgn harapan di buku ini 😄 masih ada waktu sampai tanggal 31 Juli kok mba 😊

      Hapus
  6. Banyak juga ya metode metode parenting baru. Bagus sebagai masukan, ambil yang cocok...
    Terima kasih informasinya..sukses giveawaynya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah mba. Alhamdulillah ya kita bisa nyesuaikan ama gaya pengasuhan dan visi keluarga. Yuk ikutan GA nya juga mbaa 😄

      Hapus
  7. bilaaa,
    aku udah nulis ya di zahrafirda.com. semoga kecantol haha

    BalasHapus
  8. hampir kelupaan ikutan ini :) duh kudu ngebut ini mah hahaha

    BalasHapus
  9. Pagi, Mba...
    Mampir lagi nih.
    Sudah tayang di annarosanna.com yaaa :*.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Anna.. terima kasih atas partisipasinya, sudah saya submit ke dewan juri ya :D

      Hapus
  10. Sudah posting di ibukpinguin.wordpress.com yaaa 😉

    Sampe niat bikin blog di WordPress demi bisa dapet bukunya hehehek
    (donlot aplikasi nya, endebrey endebrey)
    Berawal dari cari review buku the danish way of Parenting ini dan malah nemu blog Mbak eh terus kok ada giveaway wow wow wow 😍
    Semoga rejeki saya aamiin kencenggg hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. wow keren banget bunddd... sampe bela2in :D aamiin semoga rezeki, sudah saya submit ke dewan juri ya :D

      Hapus
  11. Sedih...telat tau giveawaynya. Padahal sudah dari lama saya tertarik sama pola parenting orangtua di negara scandinavia sana. Alhamdulillah ada bukunya yang bisa saya beli langsung di toko buku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi iya mba udah dapet pemenangnya nniii.. sip mba selamat membaca :D

      Hapus
  12. Bagus banget ya bun, kemarin. Baru beli juga

    BalasHapus