Pengalaman dan Tips Memilih Sekolah Anak Jenjang PG, TK, dan SD (Bagian 1)

tips memilih sekolah anak

Menulis tips memilih sekolah anak ini sebetulnya sudah aku rencanakan sejak lama, tapi baru aku tulis sekarang. Hehe. Mohon maaf yaa. Aku memahami bahwa memilih sekolah untuk anak PG, TK, dan SD bisa jadi sangat rumit untuk kita putuskan. Semakin ke sini, semakin banyak pertimbangan. Tentu ada banyak faktor yang melandasi tiap keputusan kita dalam memilih sekolah untuk anak, mulai dari biaya, kurikulum, jarak tempuh, kualitas pengajar, fasilitas sekolah, bahasa yang digunakan, dan lain sebagainya.


Tulisan ini aku buat berdasarkan pengalamanku ketika survey sekolah anak jenjang TK dan SD. Saat itu, aku survey dari sekolah ke sekolah dan menghadiri pameran pendidikan di mall. Kebetulan saat itu masih tahun 2020 awal, belum pandemi. Jadi cukup leluasa untuk mengikuti trial di tiap calon sekolah. 


Selain itu, aku pun mengumpulkan beberapa pendapat dari parents yang memberi komentar melalui Instagramku. Kuharap tulisan ini bisa menjadi bekal untuk orang tua dalam memilih sekolah untuk anak, ya. Oya, pada tulisan-tulisanku ini aku tidak mempublikasikan nama sekolah anakku karena itu privasi. Jadi, mohon tidak bertanya juga di kolom komentar tentang hal ini, ya :D


Persiapan Sebelum Memilih Sekolah untuk Anak

Sebelum aku menulis lebih detail tentang tips survei sekolah anak dan aspek yang perlu kita cek di sekolah, pertama kita perlu mempersiapkan beberapa hal sebelum memilih sekolah anak. Persiapan itu antara lain:


1. Perjelas Tujuan.

Kita sebagai orang tua perlu mengecek dulu tujuan kita memasukkan anak ke sekolah. Ini nanti akan sangat berhubungan dengan kurikulum sekolah. Kalau tujuan yang umum tentu saja agar anak pintar, terdidik, punya teman, dan lain sebagainya. Tapi, Bund, cobalah lebih detail. Tujuan yang terperinci ini misalnya:


a. agar anak bisa memaksimalkan potensinya → berarti bakalan cari sekolah yang fokus pada pengembangan karakter.

b. agar anak bisa main dengan teman sebaya, yang lebih muda, dan lebih tua → cari sekolah yang memiliki berbagai jenjang dalam satu lingkungan seperti jenjang PG, TK, SD, SMP.

c. agar anak bisa belajar bahasa asing → cari sekolah dengan sistem bilingual atau trilingual

d. agar anak bisa belajar tapi tetap dekat dengan rumah → utamakan sekolah yang dekat dengan rumah


…dan lain sebagainya. Tujuan ini pastinya sangat personal, berbeda-beda pada setiap ayah dan bunda. Fokus saja pada tujuan kita sebagai orang tua. Kita pun perlu mengingat bahwa kitalah yang membuat kerangka besar pendidikan anak, upayakan untuk mencari jalan yang terbaik bagi anak kita.


2. Perbarui Mindset, Diskusikan dengan Pasangan.

Perlu kita ketahui, sekolah bukanlah tempat untuk “menyulap” anak menjadi baik dan pintar. Sekolah memang merupakan satu lingkungan tersendiri di luar rumah, akan tetapi, sinergi antara sekolah dan orang tua tetap penting. Pahami pula bahwa kita menyekolahkan anak bukan terima beres. Nggak begitu.


Di rumah pun, kita tetap memiliki peran dalam mendidik anak. Mindset ini dapat membantu kita agar nggak mudah marah-marah atau mudah menyalahkan kalau ada sesuatu yang kurang beres di sekolah nantinya. Persiapan ini juga perlu kita bicarakan dengan suami, agar kompak dalam mendidik anak dan membersamai mereka dalam pembelajaran di sekolah.


3. Persiapkan Anggaran.

Kalau Bunda sudah memiliki tabungan pendidikan khusus buat anak, tentu itu udah bagus buanget. Apabila belum, tidak masalah. Kita bisa mempersiapkan dan menyicil menyisihkan sebagian anggaran minimal 6 bulan sebelumnya. Sebagian besar pengeluaran di sekolah itu bisa dicicil, kok. Jadi, tak perlu khawatir.


tips survey sekolah anak
Tips survei sekolah anak



Beberapa Hal yang Perlu Kita Cermati dalam Memilih Sekolah Anak

Setelah tahap persiapan kita lalui, saatnya membuat skala prioritas untuk memilih sekolah anak. Pasti ada beberapa hal yang jadi pertimbangan, kan? Nah, ada baiknya semua pertimbangan itu kita tulis dulu lalu urutkan mana yang paling penting dan nggak bisa disenggol serta mana yang bisa kita toleransi. 


Beberapa hal yang sebaiknya masuk dalam prioritas ketika mencari sekolah untuk anak ini saya bagi menjadi 5 bagian. Bagian tentang Konsisi Internal sekolah, Bagian Kondisi Eksternal Sekolah, Biaya Sekolah, Aksesibilitas, dan Relasi dengan Walimurid.


Bagian 1: Kondisi Internal Sekolah

Aspek ini meliputi visi sekolah, kurikulum sekolah, kualitas pengajar, psikolog anak, higienitas. Kondisi internal sekolah jangan sampai kita lewatkan karena ini menyangkut tentang visi misi sekolah dan hal-hal lain yang bisa kita lihat apakah sejalan dengan nilai keluarga di rumah.


Pertama, Cek Visi Sekolah dan Yayasan Sekolah

Ini ada hubungannya dengan persiapan poin pertama, tentang tujuan. Saranku, carilah sekolah untuk anak yang memiliki visi yang sejalan dengan visi keluarga kita. Ini bisa memudahkan anak, agar anak tidak kesulitan mencerna pelajaran yang ia dapatkan di sekolah dan kegiatan sehari-hari di rumah.


Di mana kita bisa melihat visi sekolah? Mintalah brosur, majalah, atau promo-kit yang mereka miliki. Baca dengan seksama, lalu cermati program-program pembelajaran yang mereka buat. Apakah visi sekolah bisa dilakukan dengan konsisten?


Kita juga bisa mengecek sekolah ini dikelola oleh Yayasan apa. Cek juga apakah yayasan tersebut sehat, memiliki nilai-nilai yang sama seperti keluarga kita, serta apakah tidak ada masalah tertentu. Misalnya saja, kita tentu tahu di Indonesia ada beberapa organisasi Islam yang besar dan mengelola beberapa sekolah. Terkadang, ada sekolah yang tidak memakai embel-embel organisasi, tapi tetap bisa kita lihat dan kita tanyakan tentang siapa pemilik yayasan dan bagaimana background beliau.


Kedua, Cermati Kurikulum Sekolah

Sekarang ada banyak sekali kurikulum yang bisa diterapkan di sekolah-sekolah. Mulai dari kurikulum nasional, kurikulum merdeka belajar, kurikulum montessori, kurikulum internasional, kurikulum Islam terpadu, dan lain sebagainya. Pelajari dulu kurikulum yang digunakan oleh sekolah dan kemudian lihat dulu, apakah cocok dengan karakter anak kita?


Apakah kurikulum sekolah sudah sesuai dengan visi keluarga kita? Tanyakan juga ke sekolah, bagaimana output alumni yang telah mendapatkan kurikulum ini (nanti ada hubungannya dengan prestasi sekolah), apakah output itu juga yang kita harapkan?


Contohnya begini, aku mencari sekolah Islam untuk anak dengan kurikulum yang moderat. Tidak memaksakan target hafalan, tetapi bisa anak tetap mampu menyerap nilai-nilai Islami seusai usia. Ini berarti, anakku tidak cocok untuk masuk ke SDIT yang biasanya lebih ketat. Sebaliknya, kalau memang anak itu sudah terbiasa dengan rutin hafalan di rumah, ada target per surat setiap harinya, pasti bakalan pas kalau masuk SDIT. 


Ketiga, Cek Kualitas Pengajar

Ketika mencari sekolah untuk anak PG, TK, dan SD, kita boleh menanyakan ada berapa tenaga pendidik dalam satu kelas? Ini biasanya untuk jenjang PG dan TK, ya. Tujuannya untuk melihat seberapa fokus para guru dalam “memegang” anak didik. Tanyakan pula rata-rata pengajar sekolah lulusan mana, apakah para pengajar diikutkan pelatihan rutin, sertifikasi, dan lain sebagainya. Tenang, Bund, kita berhak banget, kok nanya begini. Selain bertanya, kepoin juga di media sosial atau website sekolah. Biasanya, sekolah pasti mempublikasikan hal-hal seperti ini.


tips memilih sekolah anak



Keenam, Psikolog Anak di Sekolah

Sepele tapi penting, sebetulnya psikolog itu sangat perlu untuk ada di setiap sekolah. Setahuku, saat ini psikolog anak itu ada di sekolah swasta. Aku kurang tahu bagaimana untuk sekolah negeri, ya. Namun sayangnya, tidak semua sekolah swasta, bahkan yang memakai sistem bilingual dan kurikulum internasional, memiliki psikolog anak di sekolah.


Biasanya, psikolog anak ini bisa kita temukan sejak jenjang SMP dalam nama Guru Bimbingan Konseling. Namun sebetulnya, jenjang PG sampai SD pun juga perlu, lho! Fungsinya adalah untuk ikut melakukan seleksi saat masuk sekolah, mendampingi guru kelas (sesekali), melakukan pendampingan apabila ada siswa yang bermasalah, audiensi dengan orang tua untuk menyamakan visi (baik personal maupun dengan metode seminar), hingga membantu guru untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan anak. 


Ketujuh, Kegiatan Ekstrakulikuler

Beberapa sekolah jenjang PG dan TK menyatukan program eskul pada hari tertentu dan masuk pada kurikulum. Tujuannya agar siswa dapat mengikuti semuanya dengan merata. Biasanya pada jenjang lebih tinggi seperti SD, SMP, dan SMA, siswa bisa memilih 2 sampai 3 eskul di luar jam pelajaran utama.


Beberapa eskul ada yang menjadi unggulan di sekolah. Penting untuk kita perhatikan adalah tidak perlu memaksakan anak untuk mengikuti eskul tertentu (untuk jenjang SD ke atas). Tanyakan dulu pada anak, diskusikan, mana yang menjadi pilihan mereka. Tanyakan juga pada sekolah siapa pengajar eskul, backgroundnya dari mana, dan hal detail lain.


Kedelapan, Prestasi Anak di Sekolah

Ini yang biasanya suka dipamerkan oleh sekolah. Kita bisa menanyakan pada sekolah seberapa rutin mereka mendukung anak untuk berkompetisi di luar sekolah. Dari situ, kita bisa melihat bagaimana tendensi sekolah, apakah lebih mengutamakan kompetisi yang sifatnya sains atau seimbang juga dengan kompetisi di bidang lain seperti seni dan olahraga. 


Kesembilan, Metode Pembelajaran Daring

Sejak ada pandemi corona, kita perlu mempertimbangkan bagaimana sekolah memberlakukan metode pembelajaran daring atau online karena mengingat pandemi ini masih ada dan bisa sewaktu-waktu kejadian outbreak lagi. Tanyakan saja bagaimana sistemnya, apakah dengan zoom, google meet, whatsapp, atau ada aplikasi tertentu yang digunakan oleh sekolah.


Kesepuluh, higienitas

Ini akan berhubungan dengan bagian eksternal juga karena mencakup fasilitas. Tapi, hal ini bisa kita lihat secara keseluruhan. Ketika kita berkunjung, coba lihat apakah guru dan murid secara mayoritas memberlakukan prokes dengan baik kendati pandemi sudah agak turun? Bagaimana cara sekolah menyikapi apabila ada yang terkena covid dan penyakit menular lainnya?


Bagian 2: Eksternal Sekolah

Aspek ini meliputi fasilitas sekolah, higienitas fasilitas, catering makan siang, dan kerjasama dengan lembaga lain. Bagian ini juga perlu kita perhatikan terutama kalau kita memilih sekolah swasta. Karena fasilitas menjadi alasan kenapa kita perlu membayar lebih pada sekolah.


Pertama, cek fasilitas sekolah

Amati bagaimana bangunan atau gedung sekolah. Apakah memiliki sirkulasi udara yang bagus di kelas, apakah terasa pengap atau tidak, apakah ada ruangan bermain yang cukup luas (terutama untuk jenjang PG/SD), dan lain sebagainya. Aku perlu menekankan bahwa hal ini sangat penting untuk kita perhatikan karena alasan higienitas.


Bukan tidak mungkin di masa depan nanti terjadi pandemi lagi. Sekolah yang tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, tidak ada cahaya matahari yang masuk, dan pengap, bakalan membuat anak mudah sakit. Kalau ada temannya yang sedang sakit, juga bakal mudah menularkan ke murid yang lain. 


Anak jenjang PG TK dan SD awal masih suka menggunakan motorik kasar untuk bermain. Oleh karena itu, lihatlah fasilitas permainan di sekolah. Apakah sekolah memiliki lapangan yang luas, apakah area bermainnya aman dan selalu dirawat, dan lain sebagainya.


Kedua, higienitas fasilitas

Aspek ini dapat kita lihat pada kebersihan sekolah secara umum, kebersihan area bermain, kebersihan toilet, hingga keadaan kantin. Ada sekolah yang menyediakan toilet di dalam kelas, ada juga yang di luar kelas dengan konsep 1 toilet per jenjang. Misalnya, TK A 1 toilet di samping ruangan, begitu seterusnya.


Higienitas ini juga perlu kita tanyakan dalam pembelajaran sehari-hari. Apakah anak selalu diajari untuk mencuci tangan sebelum masuk kelas, sebelum dan sesudah makan, apakah ada orang yang khusus untuk membantu jika anak ingin buang air kecil (biasanya kalau masih PG kan belum bisa sendiri, ya), serta apakah sekolah juga mengadakan vaksin rutin dan kunjungan dokter. 


Ketiga, catering makan siang

Saat ini aku lihat ada beberapa sekolah swasta yang menyediakan catering makan siang. Ini tentu melegakan karena kita tidak perlu repot-repot mikirin bekal makanan berat setiap hari! Hehehe. Sangat cocok untuk ibu pemalas sepertiku. Kebetulan sekolah anakku juga memberlakukan ini dan aku hanya perlu membekali dengan snack saja. 


Namun, tidak semua sekolah swasta menyediakan catering makan siang. Alasannya ya karena memang tidak masuk fasilitas (berkaitan dengan uang SPP), serta karena jam sekolah yang tidak sampai sore.


Keempat, Kerjasama dengan Lembaga Lain

Coba kita cek juga apakah sekolah memiliki kerjasama dengan sejumlah lembaga. Misalnya saja lembaga pendidikan lain, lembaga keuangan, lembaga kesehatan, dan lainnya. Kerjasama ini bisa berupa apabila nanti ada kunjungan tertentu, kegiatan outing, atau ketika ada proses magang bagi jenjang tertentu, dan mungkin juga bisa diskon untuk mendapat fasilitas tertentu.


Selanjutnya, tentang bagian biaya sekolah, aksesibilitas, dan relasi dengan walimurid yang akan aku post di tulisan terpisah. Biar nggak kepanjangan gitu ya dan bacanya enggak bosen, hehehe. Link untuk bagian 2 bisa cek di sini.


17 komentar

  1. Jujur, waktu anak pertama, nggak terlalu banyak yang kami pertimbangkan dalam memilih sekolah anak, maklum bapakeh tipe orang yang ngikut mamaknya anak-anak ajah, hahaha.

    Jadi, saya dulu pilih sekolah berdasarkan lokasi, lalu biayanya berapa?
    Ketika SD, saya better cari sekolah berdasarkan testimoni.

    Tapi udah punya target sih, targetnya sekolah agama.
    Jadi ya, daftar aja biar jauh, hahaha.
    Abis itu ngos-ngosan, udahlah SPP luar biasaaahh, tambah anjem lagi, karena saya nggak mungkin bisa anjem dia setiap hari, apalagi pas hujan karena naik motor.

    Tapi, pada akhirnya kami nggak menyesali sih, kami anggap memang rezeki si Kakak sekolah di situ.

    Kalau anak kedua lebih selow sayanya.
    Karena udah pengalaman anak pertama, which is saya menyadari, nggak ada satu sekolah yang semuanya punya nilai plus, kebanyakan ya sesuai biaya.

    Jadi si Adik yang saya pilih pertama ada jarak, lalu biaya.
    Masalah pendidikannya, yang penting basic-nya Islam deh, biar ada yang bantuin saya ngajarin nak anak tentang kebiasaan Islam :)

    BalasHapus
  2. Seruuuu banget kalau sudah bahas sekolah anak ya, saya pun sangat-sangat heboh kalau urusan pilih sekolah. Maunya yang bagus tapi kalau bisa doanya jangan yang mahal banget heheheh. Pastinya soal anggaran kadang berbanding lurus dengan fasilitas sekolah dan guru yang mumpuni, namun tidak menutup kemungkinan masih ada sekolah murah atau bahkan negeri yang seperti tahun-tahun 1990an ya gurunya bagus dan kompeten meski fasilitasnya seadanya.

    BalasHapus
  3. wah lengkap banget ini mbak padahal baru bagian 1.
    soal tujuan sekolah memang penting ditetapkan di awal supaya bisa memilah mau sekolah dimana karena pilihan sekolah itu buanyaaak banget.
    aku baru nyadar karena anakku sekarang kelas 1 SD. bahkan kami yang homeschooling pun sempat dihadapkan pilihan pkbm yang beragam.

    BalasHapus
  4. Pengalaman mengajarkan, lingkungan yang kondusif - karakter pengajar (kebetulan karena swasta ketahuan) - lalu kurikulum yang sudah mengacu ke salah satu metode jadi poin yang sangat penting buat saya

    walaupun sekolah lanjutan anak-anak di negeri, yang katanya standarnya tak sama, ternyata faktor lingkungan tetap membuat sekolah lanjutannya menjadi terbaik di lingkungan tersebut

    BalasHapus
  5. Bermanfaat banget nih tipsnya, apalagi buat orangtua yang baru akan menyekolahkan anak. Ternyata banyak sekali hal2 yang harus dipersiapkan, bukan sekedar biaya, karena pendidikan itu menyangkut masa depan

    BalasHapus
  6. masyaallah lengkap sekali review dan list tips memilih sekolah anak, aku nih lagi deg-deg seur anak udah kelas 6 SD

    BalasHapus
  7. Lengkap pertimbangannya. Kurang lebih saya pun mempertimbangkan seperti itu. Sama lokasi sangat penting. Sampai anak-anak SMA, saya belum sreg kalau mereka sekolah jauh dari rumah. Jadi pasti selalu pilih yang dekat dulu

    BalasHapus
  8. Ternyata banyak sekali aspek yang perlu jadi perhatian orangtua sebelum memasukkan si kecil ke lembaga pendidikan ya. Bukan hanya jarak bahkan keberadaan psikolog di sekolah juga bisa jadi bahan pertimbangan. Pengetahuan baru bagi saya nih, Kak. Terimakasih.

    BalasHapus
  9. Wahhh tipsnya bagus banget nih. Kebetulan ponakanku sudah berusia 4 tahun, jadi adikku sudah mulai cari-cari sekolah TK buat anaknya. Bisa langsung kushare tipsmu ke adikku. Makasih ya mbak.

    BalasHapus
  10. Memilih sekolah itu memang harus banyak pertimbangannya
    Ortu cocok, anak belum tentu suka
    Anak mau yang ini, ternyata ortu punya pertimbangan lain
    Terimakasih tipsnya mbak

    BalasHapus
  11. Guru BK (bimbingan konseling) kadang dianggap gak penting, dicari kalau pas ada kenakalan siswa aja, padahal diperlukan juga untuk pembentukan karakter siswa. Gak perlu ada masalah baru ketemu sama guru BK

    BalasHapus
  12. Aku pernah di-DM orang tua (pengguna IG yang aku nggak kenal) yang nanya-nanya soal sekolah anak, dan ketika ditanya-tanya soal pengalaman, aku malah sempat kayak nge-blank. Spesifik memang pertanyaannya, sampai ke gimana sekolah menangani konflik antarmurid. Jadi kepikiran, kok dulu nggak sedetail ini ya, nanya-nanya soal sekolah. Agak cenderung pasrah malah. Padahal penting juga ya, mendapatkan informasi sampai serinci itu

    BalasHapus
  13. pas banget nih mba aku lagi hunting sekolah tk, makin capek dan bigung gak ada beratnya sama sekali

    BalasHapus
  14. Waktu ponakan daku mau TK, daku nemenin kakak hunting sekolah. Dan tips dari kak Nabilla memang benar, jadinya saat ponakan masuk ke TK itu bisa tenang juga kami sekeluarga saat itu.

    BalasHapus
  15. Sebagai orang tua apalagi seorang ibu memang banyak banget pertimbangan dalam memilih sekolah untuk anak-anak, makasih tips nya mbak, sangat bermanfaat buat kita yang lagi bingung pilih sekolah untuk anak

    BalasHapus
  16. Banyak hal yang harus menjadi perimbangan bagi orang tua dalam memilihkan sekolah untuk anak ya, Kak. Apalagi untuk usia PAUD, PG, TK di mana masa ii adalah masa-masa penting. Jadi harus betul-betul memilih yang bisa memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak ya.

    BalasHapus
  17. Penting banget semua point di atas.
    Makanya pas memilih sekolah, aku survey dan sudah bawa list pertanyaan yang sekiranya menjadi pertimbangan kami untuk memilih sekolah tersebut.

    Setelah sampai rumah, biasanya aku bikin bagan dan presentasi ke suami. Nanti kami putuskan bersama, sebaiknya anak-anak sekolah dimana dengan pertimbangan plus minus yang sudah kami buat tabelnya.

    Memang penting banget mempertimbangkan banyak hal, termasuk jarak dan biaya, juga fasilitas sekolah. Jangan ketinggalan memang menyesuaikan karakter belajar anak.

    BalasHapus